Pemerintah Terus Data WNI Eks ISIS, Antisipasi Masuk Tanah Air secara Ilegal

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Donny Gahral Adian mengatakan, pemerintah terus mendata Foreign Terorists Fighter (FTF) atau WNI eks ISIS.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Mar 2020, 15:23 WIB
Perempuan dan anak-anak keluarga militan ISIS menunggu untuk meninggalkan kamp penampungan al-Hol di Provinsi Hasakeh, Suriah, Senin (3/6/2019). Otoritas Kurdi yang mengelola kamp tersebut membebaskan sekitar 800 perempuan dan anak-anak keluarga militan ISIS. (AP Photo/Baderkhan Ahmad)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Donny Gahral Adian mengatakan, pemerintah terus mendata Foreign Terorists Fighter (FTF) atau WNI eks ISIS.

Menurut dia, pendataan mantan kombatan ISIS itu dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memperoleh jumlah yang pasti.

"Sedang didata. Tapi itu yang megang adalah BNPT. Artinya, kalau kita mau mengetahui persisnya kita harus bicara dulu ke BNPT," kata Donny dalam sebuah diskusi di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Menurut dia, pendataan WNI eks ISIS ini penting, lantaran bisa mencegah mereka masuk Tanah Air secara ilegal.

"Untuk mencegah agar tidak ada mereka yang masuk secara ilegal atau mereka masuk secara tertutup. Kita semua tutup pintu-pintu perbatasan kita supaya mereka tidak bisa masuk ke wilayah NKRI," jelas Donny.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Untuk Petakan Jaringan

Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)

Selain itu, data ini untuk memetakan jaringan yang dipunya oleh para kombatan.

"Data juga sangat penting untuk memetakan jaringan mereka. Siapa tahu mereka punya jaringan-jaringan dalam negeri, di mana mereka terindikasi dan akhirnya bisa memicu sebuah aksi atau tindakan yang membahayakan keselamatan kita," ungkap Donny.

Sementara itu, mantan Napiter, Haris Amir Falah mengatakan, para kombatan tersebut keluar Indonesia melalui jalur tikus, maka kemungkinan besar jika ingin kembali, maka akan menggunakan jalur tersebut.

"Mereka keluar dari Indonesia melalui jalur tikus, artinya pulang kemungkinan seperti itu," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya