BI Catat Inflasi Minggu Keempat Februari di Angka 0,31 Persen

Untuk angkutan udara dan bawang merah menyumbang deflasi. Sedangkan kelompok bahan pangan mendorong inflasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2020, 16:00 WIB
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia memproyeksikan terjadi inflasi di Januari 2020 bersumber dari beberapa komoditas pangan yang mengalami tekanan harga, di antaranya telur ayam akan berkontribusi juga ke inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi sampai dengan minggu keempat bulan Februari sebesar 0,31 persen month to month dan 3,02 persen year to year. Angka ini berdasarkan survei pemantauan harga sampai minggu keempat bulan Februari 2020.

"Kami perkirakan inflasi lebih rendah dari bulan sebelumnya, perkiraan kami month to month 0,31 persen dan year to year 3,02 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).

Perry menyebut, penyumbang inflasi berasal dari komoditas makanan. Beberapa bahan makanan yang menyumbang inflasi di antaranya bawang putih 0,1 persen, dan cabe merah 0,07 persen.

Sementara itu angkutan udara dan bawang merah menyumbang deflasi. Sehingga inflasi terjaga rendah.

"Dengan koordinasi dengan pemerintah, kita dapat kendalikan dengan target inflasi 3 persen plus minus 1 persen," kata Perry.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BI Sebut Kondisi Cuaca Jadi Penentu Inflasi 2019

Pedagang menata telur di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia menyebutkan inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan mendukung stabilitas perekonomian hingga Januari 2020.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2020 tercatat 0,39 persen (mtm) atau 2,68 persen (yoy). Inflasi ini dipengaruhi inflasi inti yang terkendali dan kelompok administered prices yang mencatat deflasi. Sedangkan inflasi volatile food sedikit meningkat.

Disampaikn oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, inflasi inti yang terkendali tidak terlepas dari konsistensi Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

"Kelompok administered prices mencatat deflasi didorong kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Khusus (BBK) dan normalisasi tarif berbagai angkutan pasca libur akhir tahun." terangnya pada Kamis (20/02/2020)

Sementara itu, Perry menambahkan bahwa gangguan produksi dan distribusi beberapa komoditas volatile food yang disebabkan oleh banjir di beberapa daerah, sebabkan inflasi volatile food meningkat 4,6 persen (yoy).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya