Gara-Gara Virus Corona, Pengusaha Mulai Pesimis dengan Pertumbuhan Ekonomi 2020

Pengusaha mulai meragukan pertumbuhan ekonomi di 2020 akan lebih baik dari 2019

oleh Tira Santia diperbarui 07 Feb 2020, 20:46 WIB
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani memberi sambutan saat penandatangangan MOU di Jakarta (14/8). Nota kesepahaman ini juga sebagai jalan keluar untuk mengatasi kelesuan pembiayaan khususnya di bidang otomotif. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani, menyebutkan seharusnya tahun 2020 menjadi tahun yang baik bagi perekonomian dunia. Namun dengan adanya virus corona, menyebabkan dampak menyeluruh terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

“Kalau kita lihat dari Januari dari World Economic Forum Davos 2020, kita mendengar suara kebatinan ekonom pemimpin dunia, pada tahun 2020 seharusnya lebih baik. Secara konsensus  begitu. Tapi dengan virus korona menjadi catatan sendiri,” kata Rosan dalam acara Business Gathering 'Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020' di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Menurutnya, dengan adaya virus corona pertumbuhan ekonomi China yang seharusnya berada pada 6 persen menjadi 4,5 persen. Begitupun dengan negara-negara lain seperti India yang perekonomiannya turun dari ayng seharusnya 8 persen menjadi 4,5 persen.  

Begitu pun dengan kerjasama antara China dengan Indonesia, Rosan memperkirakan akan mengalami penurunan. Rosan khawatir, apabila kerjasama dua negara ini alami penurunan terus-menerus, maka akan menimbulkan hambatan lain.

“Sekarang  kita sangat sensitif dengan pertumbuhan China. China adalah partner terbesar dengan kita dan Amerika partner kedua terbesar. Jadi efeknya dari kedua negara menurun diperkirakan ini juga akan mengalami hambatan,” ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Imbas Virus Corona, Rp 11 Triliun Dana Investor Pergi dari Indonesia

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan wabah virus corona memberikan dampak pada pasar keuangan, termasuk salah satunya Indonesia. 

Disampaikannya, hingga awal Januari hingga saat ini sudah ada aliran dana keluar Indonesia (capital outflow) mencapai Rp 11 triliun. Meski demikian masih ada aliran dana masuk meski hanya Rp 400 miliar.

"Memang kita melihat ada outflow yang terjadi dengan week to date," kata Dody di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Akibat hal itu juga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat tertekan meski dalam beberapa hari terakhir rupiah kembali menguat.

"Rupiah juga tertekan, tapi sampai dengan Jumat, rupiah kembali membaik," tegas Dody.

Untuk itu, Bank Indonesia bersama pemerintah melalui instrumen yang sama berusaha menjaga stabilitas rupiah. Dari sisi pasar keuangan dia berharap stabilitas ini tetap terjaga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya