Wanita Rela Bayar Rp53 Juta Biar Jadi Perawan Lagi

Wanita yang sudah pernah berhubungan seks tak malu untuk menggelontorkan uang jutaan rupiah agar balik perawan lagi.

oleh Melly Febrida diperbarui 15 Jan 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi vagina (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Selaput dara yang belum terkoyak selalu dikaitkan dengan tanda keperawanan seorang perempuan. Dan, tidak sedikit kaum hawa yang diam-diam ke dokter dan rela membayar puluhan juta agar menjadi pengantin yang masih perawan.

Operasi perbaikan vagina ini dikenal dengan hymenoplasty. Operasi ini membuat selaput dara seolah-olah belum rusak, yang biasanya sebagai tanda keperawanan.

Biaya untuk melakukan operasi ini tidak murah. Setidaknya tiga ribu Poundsterling atau sekitar Rp53 juta harus mereka gelontorkan. Ini semua untuk membuktikan keperawanan mereka ketika menikah.

Seperti dikutip Dailystar pada Rabu, 15 Januari 2020, banyak wanita bepergian dari luar negeri ke Inggris membayar ribuan pound untuk operasi hymenoplasty. Pembedahan ini dilakukan dengan bius lokal dan membentuk kulit di pintu masuk vagina yang pecah ketika seorang wanita pertama kali melakukan berhubungan seks.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Operasi Plastik Vagina

Ilustrasi vagina (iStockphoto)

Menurut penyelidikan Sunday Times, ada sekitar 22 klinik swasta yang menawarkan hymenoplasty dan sebagian besar di London. Di tengah kampanye penolakan operasi tersebut, klinik ini dianggap mengambil keuntungan dari wanita yang mengharapkan kembali perawan.

Dr Leila Frodsham, dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, mengatakan bahwa perbaikan selaput dara ini seakan-akan mengadikan mitos tentang keperawanan.

"Ada banyak orang yang menghasilkan banyak uang dari wanita yang sangat rentan," kata Frodsham.

Sementara itu Mohammad Masood, direktur MAS Gynecology, mengatakan, sejak 2014 permintaan operasi hymenoplasty di klinik Harley Street-nya telah meningkat empat kali lipat. Biasanya pasiennya menemukannya online.

"Beberapa gadis berada dalam situasi jika mereka tidak berdarah ada stigma pernikahannya sulit bertahan," kata Masood.

"Kesejahteraan mereka bergantung pada keperawanan mereka dan tidak mencoreng nama keluarga," lanjutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya