Proyek BUMN Bakal Dapat Suntikan Investasi dari Uni Emirat Arab

Presiden Jokowi akan menghadiri penandatanganan proyek investasi senilai USD 20 miliar dari Uni Emirat Arab (UEA).

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2020, 17:18 WIB
Tabung - tabung kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pekan depan Presiden Jokowi akan menghadiri penandatanganan proyek investasi senilai USD 20 miliar dari Uni Emirat Arab (UEA).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)  akan dilangsungkan pada 13 Januari mendatang di Abu Dhabi.

Luhut menyebut nilai investasi itu akan dialirkan ke belasan proyek di BUMN. Salah satunya, 4 proyek akan dikerjakan oleh PT Pertamina (Persero).

"Pertamina ada 4. Saya kira macam-macam, ada balongan, ada di Balikpapan," kata Luhut di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Selasa (7/1).

Termasuk untuk sektor minyak dan gas, petrochemical, pertanian, hingga pendidikan. Namun terkait jumlah pembagian investasi ke berbagai sektor tersebut masih dalam perbincangan. Katanya, pembahasan oleh kedua belah pihak sudah hampir final.

"Nanti tinggal Presiden sama MBZ ( Putra Mahkota UEA Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan) bicara, berapa dari kami berapa dari saya dan siapa yang diajak lagi," kata Luhut.

Dia juga sudah menugaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk turun ke lapangan memeriksa beberapa proyek secara langsung. Beberapa kerja sama yang bakal terjalin antara UEA dan Indonesia yaitu pengembangan kilang di Balongan. 

Kerja sama antara Masdar dan PT PLN (Persero) untuk pembangunan panel tenaga surya terapung sebesar 145 GW. Selainitu, antara Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan dan Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Inalum (Persero). 

Mereka akan melakukan pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500 ribu ton per tahun dan smelter aluminium di Kalimantan Utara. Ada juga kerja sama dalam bentuk kontrak jangka panjang antara PT Chandra Asri Petrochemical dengan Adnoc

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Indonesia Akan Dapat Investasi dari Uni Emirat Arab USD 20 Miliar

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah Indonesia akan menerima investasi dari pihak Uni Emirat Arab (UEA) hingga sebesar USD 20 miliar.

Pernyataan itu disebutnya usai menerima kunjungan perwakilan Uni Emirat Arab di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/1/2020) sore.

"Tadi persiapan kunjungan Presiden ke UEA, itu angkanya tadi saya lihat bisa USD 20 miliar. Ditandatanganin selama Presiden di sana. Tapi kita masih finalisasi," ujar Luhut saat ditemui di kantornya.

Adapun perjanjian yang akan diteken mencakup beberapa sektor. Antara lain investasi untuk bidang energi, agrikultur, pendidikan, keuangan, infrastruktur, manufaktur, dan Sovereign Wealth Fund (SWF).

"Sudah mencakup semua itu, termasuk empat (investasi di sektor) petrokimia," jelas Luhut.

Keempat bentuk investasi Uni Emirat Arab di sektor petrokimia dan petroleum yakni Adnoc ke Pertamina untuk Kilang Balongan, Masdar ke PLN untuk PLTS Cirata, Mubadala ke Pertamina untuk Kilang Balikpapan, dan EGA ke Inalum untuk aluminium smelter di Kalimantan Utara.

3 dari 3 halaman

Faktor Kedekatan

Orang-orang menikmati pemandangan cakrawala kota dengan latar gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab (18/10/2019). Burj Khalifa yang sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, UEA yang diresmikan pada 4 Januari 2010. (AP Photo/Kamran Jebreili)

Secara jadwal, Luhut melanjutkan, dirinya akan bertolak ke UEA pada Jumat malam, 10 Januari 2020. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menyusul sehari berselang pada Sabtu pagi, 11 Januari 2020.

Luhut pun menyatakan, perjanjian investasi ini dapat terwujud karena faktor kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan UEA, Prince Mohammad bin Zayed.

"Itu sebenarnya karena hubungan pribadi Presiden dengan Prince Mohammad bin Zayed. Kami hanya eksekutor saja," tukas Luhut. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya