Pesan Natal Paus Fransiskus: Tuhan Terus Mencintai, Bahkan yang Terburuk dari Kita

Paus merayakan Misa Malam Natal yang khusyuk di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 25 Des 2019, 19:20 WIB
Paus Fransiskus memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (24/12/2019). Paus Fransiskus memberikan khotbahnya seputar makna spiritual dan pribadi mengenai malam saat Yesus dilahirkan di Betlehem. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiskus merayakan Misa Malam Natal yang khusyuk di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Seperti kebiasaan pada Malam Natal, Paus yang berusia 83 tahun itu menyampaikan khotbahnya tentang makna spiritual dan pribadi malam ketika Yesus dilahirkan di Betlehem.

"Natal mengingatkan kita bahwa Tuhan terus mencintai kita semua, bahkan yang terburuk dari kita," kata Paus Fransiskus, yang telah memimpin tujuh Misa Natal selama masa kepausannya, seperti dilansir AP, Rabu (25/12/2019).

"Anda mungkin memiliki gagasan yang salah, Anda mungkin telah mengacaukan segalanya, tetapi Tuhan terus mengasihi Anda. Seberapa sering kita berpikir bahwa Tuhan itu baik jika kita baik dan menghukum kita jika kita jahat. Namun itu bukan sebagaimana Dia."

"Semoga kita tidak menunggu tetangga kita menjadi baik sebelum kita berbuat baik kepada mereka, agar gereja menjadi sempurna sebelum kita mencintainya, bagi orang lain untuk menghormati kita sebelum kita melayani mereka. Mari kita mulai dengan diri kita sendiri," imbuh Paus Fransiskus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pertobatan Diri

Paus Fransiskus berdoa ketika memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (24/12/2019). Paus Fransiskus memimpin Natal bagi 1,3 miliar umat Katolik dunia. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Dia juga kembali menekankan seruannya untuk "pertobatan diri" dalam kepausannya yang berpikiran reformasi, percaya bahwa reformasi sejati tidak dapat dipaksakan dari atas, tetapi dilihat dari dalam. 

Ia juga mengecam sikap "suci dan suci" dari para puritan doktrinal dan hukum, yang telah meratapi pembukaan progresifnya kepada kaum gay, orang yang bercerai, dan orang-orang di pinggiran.

Tanpa menyebut secara khusus, Paus Fransiskus juga merujuk pada masalah Gereja baru-baru ini, termasuk upaya untuk mengatasi skandal pelecehan seksual yang berkelanjutan di seluruh dunia dan penyelewangan keuangan di Vatikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya