Kemenhub: Kepala Daerah Ingin Program Tol Laut Dilanjutkan

Ekonom Faisal Basri menilai program tol laut yang digagas pemerintah masih gagal karena tidak terbukti menurunkan biaya logistik.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2019, 16:50 WIB
Petugas berjaga didekat KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Tol Laut tersebut bertujuan menekan disparitas harga di Natuna. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengklaim bahwa program tol laut yang digagas pemerintah sudah memberikan dampak positif bagi ekonomi di sejumlah daerah. Hal ini terbukti dari permintaan sejumlah kepala daerah yang menginginkan agar program tol laut dilanjutkan.

"Kepala daerah datang ke kantor kirim surat faktanya mereka butuh tol laut," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Agus Purnomo saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Kendati begitu, Agus mengakui masih ada sejumlah daerah yang dianggap masih belum efektif dan berjalan maksimal. Itu dikarenakan kedatangan kapal-kapal angkut barang masih lambat.

"Tapi kami tidak ingkari beberapa tempat yang mungkin beberapa lama destinasinya, impact harga tidak terlalu. Tapi matoritas daerah yang kami singgahi memang sangat dibuthkan," jelas dia.

Di samping itu, pihaknya juga belum ada rencana untuk menambah kapal-kapal baru untuk program tol laut. Hanya saja, nantinya jumlah destinasi akan diperbanyak.

"Kami belum tambah destinasi dimodifikasi jalurnya lebih banyak lagi jauh banyak kapal komersial kami akan fokus feedernya," jelas dia.

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kata Ekonom

Budi Karya Sumadi bersama rombongan saat diatas KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Ekonom Faisal Basri menilai program tol laut yang digagas pemerintah masih gagal karena tidak terbukti menurunkan biaya logistik (logistic cost). Selain itu, saat ini angkutan barang masih terpusat di jalur darat diangkut dengan truk-truk besar.

"Yang mempersatukan pulau-pulau itu kan laut, ngomongnya tol laut segala macam tapi enggak ada efeknya ke logistic cost tetap paling tinggi, 24 persen dari PDB," kata Faisal dalam sebuah acara diskusi di Le Meridien, Jakarta, Kamis (22/11).

Faisal menjelaskan, kegagalan tol laut disebabkan belum mampunya program tersebut memikat perusahaan logistik yang selama ini menggunakan jalur darat. Meski sudah ada tol laut, mereka masih enggan berpindah dan tetap memilih menggunakan jalur darat.

"Karena tidak terjadi shifting angkutan barang dari darat ke laut. Tidak terjadi. Jadi omong doang namanya tol laut itu. Logistic cost gak pengaruh karena tetap 90 persen barang di Indonesia diangkkut lewat truk padahal negara maritim. Sementara di dunia, 70 persen barang diangkut pakai kapal. Padahal seluruh dunia kan bukan negara maritim seperti Indonesia," tutupnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya