Jusuf Kalla Ajak Rombongan Eks Menteri ke Padang, Ada Apa?

Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla, bertolak ke Padang, Sumatera Barat. Ada apa?

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Des 2019, 09:31 WIB
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, saat bertolak ke Padang, Kamis (5/12/2019). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla, bertolak ke Padang, Sumatera Barat. Pria yang akrab disapa JK ini akan menerima gelar Doktor kehormatan bidang pendidikan dari Universitas Negeri Padang.

Pantauan Liputan6.com, JK bersama sang istri Muhfida Kalla, tiba di Bandar Udara Minangkabau pukul 08.00 WIB. JK bertolak dari Lanud Halim Perdana Kusuma dengan menumpang Boeing 737 milik TNI AU.

Pada rombongan Jusuf Kalla itu, ada pula jajaran menteri periode pertama Presiden Jokowi juga turut mendampingi. Seperti eks Menkominfo Rudiantara, eks Wamen ESDM Arcandra Tahar, eks Menristekdikti Muhammad Nasir, eks Menteri ESDM Sudirman Said, dan eks Menteri ATR Ferry Mursyidan Baldan.

JK juga menggandeng dua mantan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk ikut bersamanya, yakni Hamdan Zoelva dan Jimly Asshiddiqie.

Dia yang merupakan anak kedua dari 17 bersaudara ini diketahui sebagai seorang yang ulet berorganisasi. Pada 2004, dia terpilih sebagai Ketum Partai Golkar.

Jusuf Kalla kemudian menjadi orang kedua di Indonesia mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemimpin Indonesia pada periode 2004-2009.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dapat 4 Gelar Doktor Kehormatan

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbicara dalam acara Presidential Lecture 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Kegiatan yang diikuti oleh 6.148 CPNS hasil seleksi tahun 2018 itu mengangkat tema Sinergi Untuk Melayani. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, JK pada September 2011, juga telah mendapatkan gelar doktor kehormatan keempatnya dari Universitas Hasanudin Makassar bidang perekonomian dan politik.

Saat ditanya komentarnya, dia berpesan agar politikus jangan pernah memberikan jualan politik yang berisi janji-janji, tetapi bagaimana masyarakat adil dan sejahtera terwujud.

"Pemimpin yang membina kemakmuran tanpa pemerataan adalah masalah besar. Keadilan boleh susah, tetapi harus susah bersama. Maju dan sejahtera pun harus bersama," ujar JK.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya