Kondom Paling Tipis Asal Malaysia Disebut-sebut Bisa Meningkatkan Kenikmatan Bercinta

engan kondom yang tipis, bisa meningkatkan penggunaan sehingga banyak orang melakukan seks yang aman.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Des 2019, 22:00 WIB
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Produsen kondom buatan Malaysia, Care Latex, baru saja meluncurkan kondom paling tipis. Dengan kondom yang tipis, bisa meningkatkan penggunaan sehingga banyak orang melakukan seks yang aman. 

Kondom pria berbahan lateks, yang dijuluki "Nipis" juga mencetak rekor di Malaysia Book of Records sebagai kondom paling tipis dari jenisnya di negara ini.

Pada peluncurannya, pendiri Care Latex, Bonn Lam menyampaikan, kondom tipis berukuran 0,04 milimeter, bertema "Dare to Feel" akan membawa konsumen ke tingkat keintiman yang sama sekali baru.

"Kondom ini mengingatkan, kita tidak boleh meninggalkan emosi dan hasrat untuk hal-hal yang penting. Khususnya menantang diri kita untuk terus maju dan merasakan kesenangan (bercinta),” kata Bonn, dikutip dari Malay Mail, Senin (2/12/2019).

Memproduksi kondom paling tipis mungkin terdengar berisiko robek tetapi perusahaan meyakinkan bahwa setiap kondom yang dijual telah melewati tes ketat. Termasuk memastikan daya tahan dan elastisitasnya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Edukasi Seks yang Aman

Ilustraasi foto Liputan 6

Selain menawarkan kondom paling tipis, Care Latex bergandengan tangan dengan Dewan AIDS Malaysia menyoroti pentingnya seks yang aman.

“Seks tanpa kondom akan berdampak kehamilan yang tidak diinginkan dan komplikasi penyakit menular seksual (PMS)," Bonn menerangkan.

"Oleh karena itu, kami berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah, industri dan organisasi nonpemerintah mendidik masyarakat tentang pentingnya seks aman."

Salah satu PMS melalui aktivitas seksual adalah infeksi HIV. Infeksi HIV berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, ujar Presiden Dewan AIDS Malaysia Bakhtiar Talhah. Kolaborasi kesadaran seks sangat berperan sebagai upaya pencegahan HIV.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya