Sindiran Jokowi ke Surya Paloh Dinilai Wajar Akibat Manuver Nasdem

Menurut dia, wajar jika Presiden Jokowi mempertanyakan langkah Nasdem mendekati PKS.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Nov 2019, 17:42 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). HUT ke-55 Partai Golkar mengangkat tema '55 Tahun Partai Golkar Bersatu untuk Negeri Berkarya untuk Bangsa'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang bertemu Presiden PKS Sohibul Iman. Bahkan Jokowi menyebut rangkulan Surya Paloh dengan Sohibul sesuatu yang tidak seperti biasa.

Menurut Direktur Eksekutif Segitiga Institute Muhammad Sukron, sindiran Jokowi terhadap Surya Paloh merupakan sesuatu yang lumrah. Jokowi disebutnya wajar kecewa atas manuver Nasdem.

"Pak Jokowi wajar bila kecewa dengan manuver Nasdem ini. Sebab seharusnya Nasdem bukan bikin ricuh, tapi membangun situasi kondusif agar pemerintahan fokus bekerja mewujudkan janji kampanye di pilpres lalu," ucap Sukron di Jakarta, Senin (11/11/2019).

Menurut dia, wajar jika Presiden Jokowi mempertanyakan langkah Nasdem mendekati PKS. Pasalnya, dengan masuknya Gerindra, koalisi mereka sudah kuat. 

"Buat apa merangkul PKS sementara Prabowo dan Gerindra sudah di dalam pemerintahan?" ujar Sukron. 

Dia menuturkan, langkah ini bisa saja menyakiti para pendukung Jokowi. Seakan, Nasdem mengabaikannya. 

"Rakyat yang mendukung Jokowi seakan diabaikan," pungkasnya. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Curahan Hati Surya Paloh

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mencurahkan isi hatinya setelah disindir usai pelukan dan silaturahmi dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

Paloh menilai, bentuk kecurigaan itu merupakan diskursus paling picik. Sebab, rangkulan dan silaturahmi dengan kawan sebangsa dimaknai dengan tafsir dan kecurigaan.

Menurut Paloh, cara pandang demikian paradoks. Sebab, nilai demokrasi yang berkembang begitu liberal tetapi praktiknya sangat konservatif.

Paloh juga menyindir partai yang paling merasa pancasilais tetapi penuh sinis dan curiga terhadap Nasdem. Paloh tak mengungkapkan siapa yang sebetulnya partai yang dia sindir. Dia berdalih, pihak yang dia sebut penuh curiga itu seperti angin.

"Yang mencurigai Nasdem ya kita enggak tahu, tapi pasti ada bagaikan angin yang terasa di tangan saya. Enggak bisa tangkap dia, enggak terlihat tapi ada perasaan saja," tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya