Mengenal BERT, Teknologi di Balik Kecanggihan Google Search

Dengan BERT, hasil pencarian Google Search mampu ditampikan lebih baik dari sebelumnya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Okt 2019, 18:37 WIB
Danny Sullivan, Search Liaison Google. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja mengumumkan kehadiran teknologi baru untuk mesin pencarinya. Raksasa internet itu memperkenalkan teknologi yang diberi nama BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers).

Untuk diketahui, BERT merupakan teknik open source berbasis jaringan neural untuk pelatihan awal natural language processing (NLP). Dengan BERT, hasil pencarian Google Search mampu ditampikan lebih baik dari sebelumnya.

"Kami melakukan sejumlah perubahan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, salah satunya dengan membenamkan teknologi BERT," tutur Search Liaison Google Danny Sullivan di Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Secara garis besar, teknologi BERTmemungkinkan Google menampilkan hasil pencarian yang lebih relevan dibanding sebelumnya. Hal ini dimungkinkan sebab teknologi ini mampu mengenali konteks sebuah pencarian.

"Teknologi sebelumnya mengenali sebuah pencarian dengan melihat kata per kata, sedangkan BERT berupaya mengenali konteks sebuah frasa atau kalimat pencarian itu," tutur Danny menjelaskan.

Oleh sebab itu, hasil pencarian yang ditampilkan pun lebih relevan dengan keinginan pengguna. Terlebih, BERT mampu mengenali susunan kata dalam sebuah frasa atau kalimat untuk memahami maksudnya.

 

2 dari 2 halaman

Kapan BERT Mulai Dikembangkan?

Menurut Danny, pengembangan BERT sendiri sudah dilakukan sejak tahun lalu. Namun teknologi ini baru dirilis sekarang, sebab Google sudah menggunakan tensor processing unit (TPU) yang lebih mumpuni.

Berbekal teknologi BERT pula, Danny menuturkan hasil pencarian di Google Search akan lebih jauh lebih baik. Sebagai perbandingan, dengan BERT, satu dari 10 pencarian dalam bahasa Inggris mampu ditampikan lebih relevan.

Untuk sekarang, BERT baru digunakan untuk pencarian dengan berbahasa Inggris untuk pengguna di Amerika Serikat dan Inggris.

Akan tetapi, mengingat BERT dapat diadopsi sebagai model bahasa lain, teknologi ini juga akan diterapkan ke Bahasa Indonesia.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya