3 Cara MU Meredam Serangan Mematikan Liverpool

Ole Gunnar Solksjaer dituntut menerapkan strategi yang tepat buat MU demi meraih hasil positif atas Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 17 Okt 2019, 14:50 WIB
Tugas berat menanti Harry Maguire dan kawan-kawan saat menghadapi Liverpool akhir pekan nanti, Minggu (20/10/2019). (AFP/Ian Kington)

Manchester - Manchester United (MU) akan menghadapi ujian berat kala menjamu Liverpool pada lanjutan Liga Inggris  2019-2020, Minggu (20/10/2019). Tim tamu lebih difavoritkan memenangi pertandingan tersebut, namun anak asuh Ole Gunnar Solksjaer bisa meraih hasil positif jika fokus pada sejumlah area.

MU tengah berada dalam masa-masa sulit belakangan ini. Di liga domestik, Harry Maguire dan kawan-kawan duduk di posisi ke-12 klasemen sementara dengan koleksi dua kemenangan saja dari delapan pertandingan.

Sebaliknya, The Reds justru dalam performa berapi-api berkat keberhasilan menyapu bersih delapan pertandingan. Nyaris seluruh lini bisa menjadi serangan mematikan buat lawan-lawannya.

Kendati demikian, bukan berarti Liverpool tak memiliki celah untuk dimanfaatkan. Berikut ini area-area yang wajib menjadi fokus utama MU kala meladeni serangan Mohamed Salah dan kawan-kawan.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

2 dari 4 halaman

Pertebal Pertahanan di Sisi Lapangan

Bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold (kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Chelsea pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London (22/9/2019). Liverpool menang tipis atas Chelsea 2-1. (AP Photo/Frank Augstein)

Menahan akselerasi Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson buat Manchester United bukanlah masalah sepele. Kelihaian dua bek itu dalam menyisir sisi lapangan merupakan salah satu kekuatan menakutkan Liverpool.

Itu bisa menjadi dilema buat Solksjaer dalam menentukan apakah akan menerapkan garis pertahanan. Jika ia memutuskan untuk bermain dengan pertahanan yang sempit, Alexander-Arnold dan Robertson bisa leluasa memainkan perannya dalam membantu serangan Merseyside Merah.

Sebaliknya, meladeni permainan melebar Liverpool bisa berakibat fatal buat Manchester United, kecuali jika para pemain bertahan bisa melakukan komunikasi dengan pemain di posisi sayap. Imbasnya, Setan Merah akan dipaksa memainkan serangan balik karena bakal sulit melakukan transisi dari bertahan ke menyerang.

3 dari 4 halaman

Melakukan Man-marking Terhadap Mane dan Firmino

Pemain Liverpool Mohamed Salah (tengah) merayakan golnya ke gawang Red Bull Salzburg bersama Sadio Mane (kanan) dan Roberto Firmino (kiri) pada lanjutan Liga Champions di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Rabu (2/10/2019). The Reds menang tipis 4-3 atas Salzburg. (AP Photo/Jon Super)

Menghadapi tim yang memiliki tiga ujung tombak tajam seperti Liverpool akan menjadi kendala berat buat Manchester United. Apalagi baik Sadio Mane, Salah dan Roberto Firmino memiliki style berbeda.

Firmino misalnya, biasa dimainkan di tengah dan bertugas merusak barisan pertahanan lawan. Tak jarang, gelandang bertahan diberikan tugas menempel penyerang asal Brasil itu agar bek tengah bisa menaruh fokus ke Mane atau Salah.

Salah, meskipun ancaman besar buat lini pertahanan, jarang menjadi perancang serangan. Lain halnya dengan Mane dan Firmino yang seringkali berperan sebagai poros serangan Liverpool.

Oleh karena itu, Solksjaer bisa menginstruksikan pemain bertahan Manchester United untuk melakukan man-marking terhadap Mane dan Firmino secara konsisten. Saat Mane menguasai bola, penjaga setianya wajib mencegah striker Senegal itu melepaskan tembakan.

4 dari 4 halaman

Memanfaatkan Serangan Balik

Pemain Manchester United Anthony Martial melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Wolverhampton Wanderers dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Molineux, Wolverhampton, Inggris, Senin (19/8/2019). Pertandingan berakhir 1-1. (Nick Potts/PA via AP)

Sebagian pendukung Manchester United mungkin tak akan suka melihat tim kesayangannya bermain bertahan di Old Trafford menghadapi Liverpool. Hanya saja, mungkin itu satu-satunya cara terbaik menghadapi sang rival.

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp memiliki Fabinho dan Gerginio Wijnaldum di lini tengah yang baik dalam melepas diri dari pressing ketat lawan dan menjaga penguasaan bola. Jika United memaksakan high-pressing, ini perjudian yang berisiko tinggi.

Komitmen Solksjaer dalam menerapkan strategi pada laga nanti sangat menarik untuk dinanti. Manchester United dituntut untuk menjaga kerapatan di tengah, namun fleksibel di kedua sisi sayap dalam bertahan dan menyerang.

Disadur dari Bola.com (Penulis Gregah Nurikhsani / Editor Yus Mei Sawitri, Published 17/10/2019)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya