Pisang Kepok Sumut Tembus Pasar Malaysia

Produk hortikultura asal Tanah Batak yang diminati pasar global antara lain buah jeruk nipis, salak, alpukat, sirsak, kecombrang, dan pisang kepok.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Okt 2019, 17:07 WIB
Pisang Kepok / Sumber: commons.wikimedia.org

Liputan6.com, Jakarta - Giatnya pembangunan pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Sumatera Utara (Sumut) telah membuahkan hasil.

Pasalnya, produk hortikultura dari 6 kabupaten di wilayah tersebut, yakni Kabupaten Batu Bara, Asahan, Tanjungbalai, Labuhan Batu Utara, Labuan Batu Induk, dan Labuan Batu Selatan telah menjadi langganan pemasok di mancanegara.

Kepala Barantan Ali Jamil menyebutkan, produk hortikultura asal Tanah Batak yang diminati pasar global antara lain buah jeruk nipis, salak, alpukat, sirsak, kecombrang, dan pisang kepok.

"Keberhasilan ini dapat tercapai karena jalinan kerjasama antara pemerintah, baik pusat hingga kabupaten dengan petani berjalan dengan baik. Hasil berlimpah, kemudahan layanan dan pasar ekspor yang juga tersedia," ujar dia melalui sebuah pernyataan tertulis, Senin (7/10/2019).

Salah satu komoditas yang diekspor dalam jumlah besar yakni pisang kepok sebanyak 37 ton senilai Rp 170 juta dengan negara tujuan Malaysia.

Sebagai pembanding, Jamil menjelaskan, tercatat telah ada 487 kali sertifikasi ekspor pisang kepok dengan tonase 3,1 ribu ton senilai Rp 14,6 miliar ke Malaysia dari Januari-September 2019.

"Sementara pada periode sama di tahun 2018, jumlah sertifikasi ekspor dengan tujuan sama hanya 252 kali, volume 1,4 ribu ton dengan nilai Rp 764,9 miliar. Dua kali lipat peningkatanya," tambah Jamil.

Selaku otoritas karantina yang memberikan jaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian, pihaknya juga melakukan serangkaian tindakan karantina.

Semisal, pisang kepok ini harus bebas dari target hama yang dipersyaratkan negara tujuan, yakni Bactrocera musae dan Ralstolonia musae atau Moco disiase. Jika sudah dipastikan aman, lanjutnya, maka Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phyosanitary Certificate (PC) segera diterbitkan.

"Sesuai instruksi Menteri Pertanian, layanan pemeriksaan karantina harus dipermudah dan dipercepat dengan tetap menjaga akurasi pemeriksaannya," tegas dia.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Orientasi Ekspor

Ilustraasi foto Liputan 6

Tak hanya siapkan layanan jemput bola, Barantan juga lakukan digitalisasi di tiap layanan publiknya. "Ini sudah menjadi dituntutan di era perdagangan juga perkarantinaan internasional," ungkap Jamil.

Pada kesempatan yang sama juga diekspor 6 komoditas pertanian Sumut lainya dengan total 17,9 ribu ton senilai Rp 35,5 miliar. Masing-masing terdiri dari 206 ton sapu lidi tujuan Pakistan, 3 ton ijuk tujuan Malaysia, lalu 222,2 ton kelapa parut tujuan Cina.

Selain itu, juga ada 36 ton kelapa serabut tujuan Rusia, Palm Kernel Expeller tujuan Yunani, dan 260 ton pinang biji tujuan Iran.

Sejalan dengan hal ini, Jamil menyampaikan bahwa status kesehatan hewan dan tumbuhan di suatu wilayah sangat menentukan keberterimaan produk di pasar ekspor.

"Ke depan, selain kerjasama pusat dan daerah dalam pembangunan pertanian berorientasi ekspor, partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian SDA juga penting. Mari optimalkan seluruh kekuatan yang ada untuk menyongsong cita-cita bersama kita, Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," seru dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya