Dorong Milenial Gemar Membaca, Bupati Anas Cetuskan Perpustakaan Hadir di Kawasan Wisata

Butuh langkah out of the box untuk membuat generasi milenial gemar membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan.

oleh Gilar Ramdhani pada 07 Okt 2019, 14:40 WIB
Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca, di Pendopo Banyuwangi, kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Di era derasnya arus teknologi informasi seperti saat ini, butuh langkah out of the box untuk membuat generasi milenial gemar membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mencetuskan agar perpustakaan bisa didirikan di tempat-tempat wisata. 

Anas mengatakan anak-muda saat ini tidak bisa dilepaskan dari ketergantungannya pada media telepon seluler yang terkoneksi internet. Hal ini tidak bisa dihindari, tapi justru stakeholder terkait harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.

“Sekarang eranya sudah berubah, anak-anak maunya baca di handphone, maka digitalisasi buku menjadi salah satu cara. Tapi ini belum cukup, perlu langkah yang out of the box agar perpustakaan mampu menarik perhatian pembaca mudanya,” ujar Bupati Anas, dalam Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca, di Pendopo Banyuwangi, kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Senin (30/9/2019). 

Anas mengusulkan agar perpustakaan bisa dibangun di pusat-pusat wisata. Karena saat ini traveling menjadi salah satu kebutuhan utama kaum milenial. 

“Jadi bukan hanya buku-bukunya saja yang baru tapi tempat membacanya juga baru. Bisa dibranding image berwisata sambil membaca buku. Ini kan cukup keren, karena kalau perpustaakan di tengah kota itu sudah biasa meskipun tetap penting juga keberadaannya,” terangnya.

 

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca, di Pendopo Banyuwangi, kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Anas mengatakan meningkatkan minat baca pada generasi muda, menjadi agenda penting di tengah gempuran teknologi informasi yang terus berkembang.

“Tingkat literasi negara kita termasuk rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia. Ini bukan hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat ataupun daerah, tapi butuh keterlibatan semua pihak untuk menumbuhkan minat baca anak,” kata Anas. 

Anas juga mendorong perpustakaan nasional bisa menerbitkan buku-buku berbasis potensi lokal yang bisa menjadi referensi internasional. Misalnya Banyuwangi yang memiliki potensi budaya dan alam begitu kaya, mulai situs geopark nasional hingga cagar biosfer dunia. 

“Ini akan menarik riset internasional datang ke daerah juga membuat sebuah daerah semakin dikenal. Dengan demikian perpustakaan ikut berkontribusi pada kemajuan daerah lewat buku yang diterbitkan,” tambah Anas.

Kepala Bidang Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional, Nurhadi Saputra, menyambut baik masukan yang disampaikan oleh Bupati Anas. Saat ini Perpustakaan Nasional juga telah memiliki aplikasi perputakaan digital Ipusnas yang bisa diakses secara gratis.

 

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca, di Pendopo Banyuwangi, kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

“Terima kasih atas informasi dan wawasan yang diberikan. Ini akan menjadi masukan yang berharga bagi kami,” kata Nurhadi.

Nurhadi juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran pemkab Banyuwangi yang telah mendukung program pengembangan perpustakaan gerakan gemar membaca dan peningkatan SDM. 

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat lebih dekat dengan buku. Menjadikan perpustakaan sebagai sahabat terbaik sekaligus sebagai pusat sumber belajar dan berkegiatan di masyarakat,” ujarnya.

Safari Gemar Membaca ini dihadiri bebagai elemen masyarakat seperti pegiat literasi, perwakilan pustakawan desa, budayawan, tokoh masyarakat, penggerak PKK hingga para guru sekolah.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya