Wabah Polio Dilaporkan di Filipina, Indonesia Diminta Tingkatkan Imunisasi

Kemenkes meminta agar angka imunisasi polio di Indonesia ditingkatkan, usai ditemukannya kasus di Filipina

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Okt 2019, 07:00 WIB
Polio

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta masyarakat Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyakit polio dengan meningkatkan imunisasi, khususnya di daerah yang berkontak dengan Filipina.

Mengutip laman Badan Kesehatan Dunia, 19 September lalu Filipina mendeklarasikan wabah polio. Beberapa sampel virus yang dilaporkan ditemukan di Manila dan Davao. Hal tersebut kemungkinan terjadi akibat rendahnya cakupan imunisasi.

Dalam konferensi persnya pada Senin kemarin, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengungkapkan bahwa hampir setiap hari ada kontak atau perpindahan masyarakat baik dalam rangka perdagangan dan ketenagakerjaan.

"Karena vaksinasi polio adalah sebuah vaksin yang sangat dirasakan efektifitasnya. Namun sekarang kita semua memahami bahwa imunisasi di Indonesia menghadapi tantangan sekaligus masih belum merata," kata Anung dalam temu media di gedung Kemenkes, Jakarta ditulis Selasa (1/10/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Cakupan Imunisasi Polio di Indonesia Belum 95 Persen

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat Indonesia lebih waspada usai ditemukannya kasus polio di Filipina (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Beberapa wilayah yang memiliki kedekatan sosial dan transportasi dengan Filipina sendiri diminta untuk lebih waspada dengan penularan virus tersebut. Lima provinsi tersebut adalah Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Anung menyatakan bahwa sebuah daerah bisa dinyatakan bebas polio apabila cakupan imunisasinya mencapai 95 persen. Namun, masih banyak daerah di Indonesia yang belum mencapai angka tersebut.

Data dari Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa dari lima provinsi di atas, hanya Kalimantan Timur yang tahun lalu mencapai angka cakupan sebesar 95,6 persen.

"Ancaman semakin dekat, semakin nyata dan posisi kita belum cukup menggembirakan, karena posisi cakupan imunisasi polio kita baru mencapai sektiar 87 persen pada tahun 2018," kata Anung menjelaskan.

3 dari 3 halaman

Imunisasi dan Jaga Kebersihan

Seorang anak msaat diberikan vaksin polio oleh pekerja kesehatan di Lahore, Pakistan, (9/4). Pakistan meluncurkan vaksinasi polio baru, yang bertujuan agar 38,7 juta anak di bawah usia 5 tahun mendapatkan vaksin tersebut. (AP Photo/KM Chaudary)

Profesor Sri Rezeki S. Hadinegoro dari Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) menyatakan bahwa polio bisa menular dengan cepat. Namun, kebiasaan sederhana seperti menjaga kebersihan makanan, minuman, dan diri sendiri bisa mencegahnya.

"Sehingga nomor satu adalah kebersihan kita sendiri. Jangan lupa cuci tangan, kalau kita kan cuci tangan setelah makan harusnya sebelum makan," kata Sri Rezeki dalam kesempatan yang sama.

Maka dari itu, untuk mencegah polio, masyarakat diminta untuk melakukan vaksinasi polio pada anak.

"Jadi upaya kita hanya satu, imunitas dari anak-anak kita harus tinggi di atas 95 persen. Kalau imunisasinya tinggi, maka risiko kita hampir nol. Tapi selama cakupan di bawah 95, pengawasan lemah, hanya soal waktu untuk terjadi. Sekarang risiko kita bertambah dengan kejadian di Filipina," kata Ketua Komite Ahli Eradikasi Polio Hariiadi Wibisono.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya