Kabut Asap Bikin Suasana Kelas di Pekanbaru Kalang Kabut

Seorang guru Abdurrab Islamic School mengalami sesak nafas karena kabut asap dan dilarikan ke rumah sakit, sejumlah siswa juga terserang ISPA serta diberi oksigen.

oleh M Syukur diperbarui 12 Sep 2019, 04:00 WIB
Seorang siswa Abdurrab Islamic School diberi oksigen karena sesak napas akibat menghirup kabut asap Karhutla. (Liputan6.com/Istimewa/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Suasana ruang belajar Abdurrab Islamic School Pekanbaru, Selasa siang, 10 September 2019, mendadak heboh. Seorang guru bernama Rizka tiba-tiba jatuh ke lantai karena sesak nafas akibat menghirup kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Beberapa guru perempuan lainnya mengangkat Rizka menuruni tangga sekolah di Kecamatan Marpoyan Damai itu. Dia lalu dilarikan ke Eka Hospital supaya tak menjadi korban jiwa karena kabut asap.

Beruntung, nyawa korban berhasil diselamatkan. Dia pun diopname di salah satu ruangan. Di hidungnya terpasang alat bantu pernapasan yang terhubung ke tabung oksigen.

Menurut Pembina Yayasan Abdurrab, dr Susiana Tabrani, kondisi perempuan 23 tahun itu masih lemas sehingga membutuhkan perawatan ekstra. Masa-masa kritis Rizka diharap segera berlalu sehingga bisa kembali mengajar.

Susiana menceritakan, Rizka sebelum mengalami sesak nafas mengalami batuk-batuk. Kondisi itu sudah dua hari berlangsung, diduga karena kabut asap dampak Karhutla yang membuat kondisi kesehatannya menurun.

"Karena kabut asap semakin parah, Rizka mengalami sesak nafas," ungkap Susiana kepada Liputan6.com, Rabu (11/9/2019).

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Rizka sempat mendapat bantuan pernapasan melalui tabung oksigen di Abdurrab Islamic School. Namun, kondisinya tak kunjung membaik, bahkan semakin sulit bernafas.

"Bahkan sempat pingsan pada siang harinya ketika dirawat di sekolah," kata Susiana.

Menurut Susiana, tak hanya Rizka yang terserang gangguan pernapasan. Dia menyebut hampir 80 persen dari 460 siswa di sekolah tersebut terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat terpapar kabut asap.

"Ada yang mengalami batuk, demam, muntah-muntah, bahkan mimisian. Untuk sementara waktu sekolah diliburkan," katanya.

2 dari 2 halaman

Penderita ISPA Bertambah

Kondisi Pekanbaru seperti mendung karena diselimuti kabut asap hasil Karhutla. (Liputan6.com/M Syukur)

Peristwa yang dialami Rizka ini diunggah Susiana pada akun Facebook miliknya. Pada unggaha itu, terlihat foto Rizka yang mengenakan kerudung warna kuning tengah terbaring lemah di atas tempat tidur perawatan.

Selain foto, Susiana turut mengunggah video saat guru tersebut akan dibawa ke rumah sakit. Dalam video berdurasi 31 detik, tampak Rizka digotong oleh dua perempuan dan satu pria dari lantai tiga Abdurrab Islamic School menuju ke bawah. Selain itu, juga terdengar suara nafas Rizka yang terengah-engah.

Di sisi lain, jumlah penderita ISPA di Riau pada September ini terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Riau, penderita penyakit pernapasan itu pada 10 hari pertama September sudah 6.085 orang.

Paling banyak warga terjangkit ISPA ada di Kota Dumai sebanyak 1.148 orang dan Siak asap 1.148 orang. Tempat ketiga di tempati Kabupaten Kampar sebanyak 964 orang dan Pekanbaru di posisi keempat, yaitu 914 orang.

"Kemudian di Pelalawan 372 orang, Kuantan Singingi 42 orang, Rokan Hilir 180 orang, Rokan Hulu 524 orang, Indragiri Hulu 56 orang, Indragiri Hilir 344 orang, Kepulauan Meranti 167 orang dan Bengkalis 17 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir.

Jumlah ini diprediksi terus bertambah karena kabut asap masih berlangsung. Oleh karena itu, Mimi mengimbau masyarakat membatasi aktivitas di luar rumah. Kalaupun tidak bisa dihindari, masyarakat diminta memakai masker setiap harinya.

"Selain itu, hendaknya masyarakat bisa berperilaku bersih dan sehat, seperti makan makanan yang bergizi, tidak merokok serta istirahat yang cukup," kata Mimi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya