Dengan Bayi Tabung, Lansia 74 Tahun Melahirkan Anak Pertama Kali

Dengan bantuan program bayi tabung, lansia 74 tahun itu disebut-sebut sebagai ibu melahirkan tertua di dunia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Sep 2019, 09:00 WIB
Lansia 74 tahun di India melakukan program bayi tabung dan berhasil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Di usianya yang sudah 74, kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa Erramatti Mangayamma harusnya sudah dipanggil nenek. Namun berkat program bayi tabung, untuk pertama kalinya dia menjadi orangtua dari bayi kembar.

Wanita asal India ini disebut-sebut sebagai ibu tertua yang pernah melahirkan usai melakukan proses fertilisasi in vitro atau bayi tabung. Bayi kembar tersebut dilahirkan secara caesar pada 5 September lalu.

Dilansir dari New York Post pada Senin (9/9/2019), Erramatti dan suaminya Yaramati Sitarama Rajarao (78), selalu gagal memiliki anak meski sudah menikah selama 57 tahun. Tak jarang, kondisi tersebut membuat para tetangganya berpikir negatif.

"Tetangga memanggil saya 'godralu' (kata hinaan untuk wanita tanpa anak)," kata Erramatti kepada media setempat.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Dibantu 10 Dokter

Lansia 74 tahun di India melakukan program bayi tabung dan berhasil (iStockphoto)

Dokter yang menangani Erramatti mengatakan bahwa wanita itu sudah menopause sekitar 25 tahun yang lalu. Sehingga, sel telur diambil dari donor dan dibuahi dengan sperma suaminya.

"Ini adalah keajaiban medis," kata dokter bernama Sanakkayala Umasankar pada Hindustan Times.

Erramatti dibantu 10 dokter dalam menjaga kehamilan serta melewati proses persalinannya. Dia juga mendapatkan pemeriksaan psikologis agar siap secara mental.

"Kami melakukan semua tes medis dan menemukan bahwa secara medis dia layak untuk konsepsi melalui fertilisasi in vitro," kata Umansankar.

Walau begitu, kejadian itu mendapatkan sorotan dari dewan medis setempat, khususnya terkait etika medis lokal yang mempertanyakan kepatutan dokter membantu seorang lansia memiliki anak.

"Ini tentu merupakan masalah yang bisa diperdebatkan," kata Buchipudi Sambasiva Reddy, ketua dewan medis Andhra Pradesh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya