Pemerintah Rayu Pabrikan untuk Bangun Industri Baterai Kendaraan Listrik

Tidak hanya bicara soal mobil dan motor ramah lingkungan, namun peluang bisnis industri baterai di Tanah Air juga memiliki masa depan cukup cerah

oleh Arief Aszhari diperbarui 02 Sep 2019, 18:09 WIB
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Liputan6.com, Jakarta - Industri kendaraan listrik di Indonesia dipercaya bakal terus tumbuh dalam beberapa waktu ke depan. Tidak hanya bicara soal mobil dan motor ramah lingkungan, namun peluang bisnis industri baterai di Tanah Air juga memiliki masa depan cukup cerah.

Hal tersebut, seiring dengan implementasi terhadap Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

"Apalagi di dalam regulasi tersebut, mendorong pengoptimalan konten lokal, yang sekaligus nantinya untuk meningkatkan daya saing dan memperdalam struktur industri kita," ujar Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto di Jakarta beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, salah satu hal penting dalam percepatan industri kendraan listrik, adalah penyiapan industri pendukungnya sehingga mampu meningkatkan nilai tambah industri di dalam negeri. Misalnya, penyiapan industri Power Control Unit (PCU), motor listrik, dan baterai.

"Umumnya, produksi baterai akan sejalan dengan proses perakitannya. Memang butuh beberapa tahap. Saat ini, kita sudah punya industri bahan bakunya, kemudian kita akan siapkan industri battery cell-nya. Jadi, perlu adanya investasi," tegasnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, perkembangan investasi di Indonesia untuk sektor industri yang akan memproduksi baterai kendaraan listrik hanya tinggal satu tahap lagi, yaitu investasi industri battery cell.

Tahapan lainnya, seperti mine concentrate serta refinery and electrochemical production telah ada investasi masuk di Kawasan Industri Morowali (IMIP) di Sulawesi Tengah.

"Ada pabrikan kendaraan bermotor listrik yang telah siap melakukan battery pack assembly, apabila sudah ada investasi di battery cell," jelas Airlangga.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Investor

Seiring upaya tersebut, pemerintah kini tengah gencar menarik investasi di sektor industri battery cell. Bahkan, saat ini sudah ada beberapa calon investor yang telah melakukan penjajakan dan menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Sementara itu, kementerian juga mengapresiasi terkait kerjasama dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) - Jepang, serta para pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan sinergi dalam proyek percontohan yang dinamakan The Demonstration Project To Increase Energy Efficiency Through Utilization Of Electric Vehicle And Mobile Battery Sharing.

"Kolaborasi tersebut merupakan bisnis model yang tentunya diharapkan bisa terus dikembangkan dan dapat mempermudah penyediaan infrastruktur yang diperlukan. Bisnis model ini, tentunya tidak hanya akan melibatkan stasiun pengisian, tetapi juga bisa memanfaatkan minimarket yang ada sehingga dapat memudahkan masyarakat melalukan battery swap," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya