Kepiting Asal Pulau Seram Maluku Tembus Pasar Internasional

Ekspor kepiting bakau hidup SBB masih dalam volume ratusan kilogram, tetapi telah memberikan kontribusi bagi masyarakat pesisir.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 20 Jul 2019, 02:00 WIB
kepiting/copyright: unsplash/marie france latour

Liputan6.com, Ambon Komoditas kepiting bakau hidup asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku tembus pasar negara Singapura dan Malaysia.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Maluku, Elvis Patiselanno menyebutkan i ekspor kepiting SSB dilakukan melalui Bandara Internasional Pattimura Ambon yang hanya transit di Jakarta.

"Ekspor kepiting bakau hidup SBB masih dalam volume ratusan kilogram, tetapi telah memberikan kontribusi bagi masyarakat pesisir di daerah itu," ujarnya, seperti yang dilansir Antara.

Ekspor kepiting bakau yang dilakukan UD Putri Desi memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku dari sektor kelautan dan perikanan. “China juga meminati kepiting bakau hidup asal Maluku, tetapi belum dipenuhi UD Putri Desi. Eksportir masih mengurus dokumen sertifikasi dan bila selesai, maka mempersiapkan ekspor kepiting bakau hidup ke China," ujar Elvis.

Dia mengemukakan terobosan ekspor langsung ini strategis bagi pengembangan perekonomian Maluku. Sebelumnya ekspor kepiting dilakukan melalui Makassar, Sulawesi Selatan atau Surabaya, Jawa Timur. "Maluku sebelumnya dirugikan dengan sejumlah komoditas yang dipasok ke Surabaya, selanjutnya baru diekspor sehingga tidak memiliki nama dilabel barang," katanya.

Menurut dia, meningkatnya aktivitas ekspor kepiting bakau hidup maupun ikan tuna ke sejumlah negara, seiring dilantiknya Tim Peningkatan Ekspor Maluku pada 8 November 2018 yang diketuai Asisten III Setda Maluku, Zulkifli Anwar beranggotakan Dinas Perindag, Bea dan Cukai, PT Pelindo, Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas Pertanian, Badan Karantina Ikan, PT Angkasa Pura, Bank Indonesia Perwakilan Ambon, dan pihak-pihak terkait lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya