Dukcapil Jakarta: Pendatang Baru Mayoritas untuk Kerja dan Kuliah

Pendatang baru di DKI Jakarta berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung.

oleh Ika Defianti diperbarui 04 Jul 2019, 12:41 WIB
Warga mengikuti pelayanan Bina Kependudukan di Rusun Petamburan, Jakarta, Rabu (26/6/2019). Operasi Biduk Dinas Dukcapil Jakarta Pusat dari 14-24 Juni 2019 mencatat sebanyak 3.491 jiwa merupakan pendatang baru dari luar Jakarta pasca Hari Raya Idul Fitri 1440 H. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Dhany Sukma menyebut, pendatang baru di Jakarta usai Lebaran 2019 mayoritas bekerja dan untuk melanjutkan pendidikan.

Dhany menyebut untuk pencari pekerjaan mayoritas di perusahaan konveksi ataupun sebagai pengemudi ojek online.

"Ada yang ojek online, kuliahan juga banyak, terutama di daerah Grogol sama Petamburan itu banyak yang kuliah karena itu dekat kampus kan. Ada Trisakti, Untar, Unkrida, Binus, kan banyak itu," kata Dhany saat dihubungi, Kamis (4/7/2019).

Dia mengatakan, pendatang baru itu berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung. Hingga saat ini dalam pendataan, 37.443 pendatang baru tiba di Ibu Kota.

"Iya, kalau dibandingkan tahun lalu memang turun, makanya kalau yang kemarin kita bilang 70.000 itu kan asumsinya itu dari arus mudik balik tuh, diperkirakan sebanyak 70 ribuan," ucap Dhany.

Dhany menyebut dalam proses pendataan tersebut dilakukan melalui RT dan RW setempat. Jakarta Timur, kata dia menjadi lokasi tujuan paling banyak dari pendatang baru.

"Karena pertama penduduknya paling banyak timur, wilayah luasnya juga besar Jakarta Timur, kemudian dia ada spot-spot industrinya juga kan kemudian ada pasar-pasar induk, ada Pasar Induk Cipinang, Kramat Jati," jelas Dhany.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Diskriminasi

Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara didampingi petinggi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Pusat saat meninjau pendataan warga pendatang baru dalam Bina Kependudukan di Rusun Petamburan, Jakarta, Rabu (26/6/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan operasi yustisi sudah dihentikan sepenuhnya. Para pendatang baru hanya perlu melaporkan diri bila datang ke DKI Jakarta.

Untuk mencegah masalah menjamurnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) saat musim Lebaran, Anies menyatakan hal itu dapat diatasi dengan penertiban. Pihaknya dari dinas sosial juga akan siap membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Jadi bedanya kita tidak melakukan operasi penangkapan-penangkapan karena memang tidak perlu ada yang ditangkap, semuanya warga negara Indonesia yang berhak untuk bergerak ke mana saja selama mereka berada di wilayah Indonesia," ujar Anies di Puskesmas Kecamatan Kalideres, Jakarta, Senin 3 Juni 2019.

Anies menegaskan, para pendatang baru tidak boleh sampai mengalami diskriminasi karena ingin mencari lapangan pekerjaan di DKI Jakarta. Sebab, sebagai warga Indonesia, siapapun berhak untuk singgah di mana saja selama itu adalah wilayah dari Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya