PGConference Asia 2019 Siap Digelar di Bali untuk Kali Pertama

Ajang PGConference Asia 2019 akan menjadi ajang bertemunya komunitas PostgreSQL.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Jun 2019, 19:00 WIB
Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Ajang perkenalan tentang aspek PostgreSQL yang dikenal dengan nama PGConference Asia akan digelar di Indonesia. Ini merupakan kali pertama konferensi internasional tersebut digelar di Indonesia.

Kali ini, ajang yang diadakan di Bali pada 9 hingga 12 September tersebut mengusung tema 'Saat Bisnis Bertemu Hacker'. Sebelumnya, ajang ini kerap diadakan di Tokyo, Jepang.

Melalui konferensi ini, komunitas PostgreSQL akan bertemu dengan para pengguna, pengembang, termasuk para ahli. Hal itu juga berlaku di tahun ini yang akan menghadirkan berbagai pembicara dari seluruh dunia.

"Terselenggaranya konferensi ini merupakan bentuk kepercayaan dunia open source terhadap Indonesia," CEO Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (24/6/2019).

Beberapa pembicara yang mengisi konferensi ini adalah Bruce Momijan selaku core developer dari PGDG, Hitoshi Hemmi dari NTT Japan, hingga Julien Rouhaud dari VMWare.

"PostgreSQL telah menunjukakn perkembangan pengguna yang pesat di dunia termasuk Indonesia. PGConf Asia 2019 menjadi ajang penting bagi komunitas PostgreSQL untuk saling berkontribusi," tutur Bruce sebagai salah satu pembicara.

Salah satu topik yang menarik dalam konferensi ini adalah mengenai keberhasilan Apphosa dari Korea membawa terobosan besar dalam peningkatan kerja, sehingga PostgreSQL dapat bekerja 350 hingga 600 persen lebih cepat dari sistem yang hanya memakai NVMe.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia Jadi Tuan Rumah

PostgreSQL 10. (Foto: Equnix)

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah juga tidak lepas dari pengguna sistem database PostgreSQL. Beberapa pihak yang menggunakan sistem ini termasuk perbankan, perusahaan telekomunikasi, ritel, termasuk instansi pemerintah.

Adapun di tingkat global, PostgreSQL selama dua tahun berturut-turut berhasil mempertahankan posisi puncak sebagai database dengan pertumbuhan tercepat di dunia menurut DB-Engines. Popularitas open source sendiri juga meningkat sejak 2013.

"Masyarakat bisnis Indonesia telah siap mengadopsi PostgreSQL dengan lebih mendalam. Indonesia membutuhkan open source untuk memperkuat perekonomian, menghemat biaya, dan menjamin integritas data, termasuk keamanan," tutur Julyanto.

Gelaran ini juga disebut dapat berkontribusi terhadap industri Meeting, Incentive, Convention, & Exhibition (MICE) yang menjadi salah satu sektor pariwisata di Indonesia.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya