Proyek Langit Biru Cilacap Hasilkan Bahan Baku Pertamax

Proyek Langit Biru Cilacap merupakan proyek strategis Pertamina dalam usaha mewujudkan kemandirian energi nasional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Jun 2019, 12:15 WIB
Pemotor mengisi BBM di SPBU Pertamina, Jakarta, Kamis (15/6). Mulai tanggal 18 Juni-24 Juli, harga Pertamax menjadi Rp.8000 8000 yang berlaku di SPBU bertanda khusus yang tersebar di jalur mudik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)  telah menghasilkan produk perdana, dari unit Light Naphtha Hydrotreating (LNHT) dan Isomerization (LN-Isom) untuk bahan pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax RON 92. 

Direktur Mega Proyek dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang mengatakan, Proyek PLBC Cilacap merupakan proyek strategis Pertamina dalam usaha mewujudkan kemandirian energi nasional. Produk perdana tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa. Pasalnya, melalui produk-produk yang dihasilkan tersebut merupakan bahan pembuat BBM ramah lingkungan setara EURO 4.

"Produk yang dihasilkan PLBC telah menuju setara Euro 4, yang dimana produk tersebut merupakan BBM berkualitas yang ramah lingkungan, hal ini menjadi sebuah kebanggaan bagi perusahaan dan Indonesia pada umumnya," kata Tallulembang, di Jakarta, Selasa (18/6/2019). 

Deputi I Kepala Staff Kepresidenan Darmawan Prasodjo menambahkan,  proyek PLBC merupakan persembahan yang terbaik dari Pertamina untuk Indonesia. ‎Hal ini pun menjadi sejarah baru bagi Indonesia.

 "Pertamina melalui PLBC menunjukan komitmennya untuk menjaga kedaulatan energi nasional dan menurunkan impor, yang pada akhirnya memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan negara." Ungkap Darmawan. 

Selanjutnya Darmawan Prasojo menyampaikan, upaya Pertamina tersebut patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya. 

"Pertamina dengan segala daya upayanya membangun PLBC patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya, karena merekalah yang menjadi pahlawan energi bagi Indonesia," tandasnya.   

2 dari 2 halaman

Pertamina Tawarkan Skema Baru Pembangunan Kilang Cilacap

Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Kilang Pertamina RU IV Cilacap merupakan satu dari enam unit pengolahan minyak milik PT. Pertamina di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

PT Pertamina (Persero) akan menawarkan skema baru ke Saudi Aramco terkait kerjasama pembangunan Kilang Cilacap di Jawa Tengah. Hal ini diharapkan menjadi solusi agar pembangunan infrastruktur tersebut bisa terlaksana.

Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengaku, dalam kerjasama membangun Kilang Cilacap, Pertamina dan Saudi Aramco belum sepakat terkait perhitungan aset Pertamina yang sudah ada di lokasi pembangunan Kilang Cilacap.

 

‎"Belum sepakat," tegas Tallulembang, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Dia menuturkan, Pertamina akan melanjutkan pembicaraan dengan perusahaan minyak nasional Arab Saudi tersebut untuk menawarkan skema kerjasama baru. Hal ini sebagai solusi pemecah kebuntuan negosiasi skema kerjasama awal.

"Ada keinginan para pihak untuk melakukan pembicaraan lanjutan, dengan mungkin konsep yang berbeda. Jadi bukan spin off lagi, bukan valuasi aset," tuturnya.

Tallulembang menjelaskan, skema baru tersebut berupa pembangunan kilang untuk tahap awal akan dibangun Pertamina, kemudian pembangunan sampai tahapan tertentu akan ditawarkan ke Saudi Aramco.

"Mungkin kayak aset baru saja kita kerjasama bikin yang baru. Mau petrokimia oke, atau mau produk-produk baru yang akan dihasilkan dari Cilacap dengan unit baru," paparnya.

Menurut dia, Pertamina masih memiliki kemampuan keuangan untuk menggarap Kilang Cilacap, dengan menerapkan skema baru yang ditawarkan ke Saudi Aramco. Konsep ini, sama seperti yang diterapkan dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.

"Kita pendanaan project financing kan nggak masalah. Biasa bangun kilang itu pinjaman 65-70 persen sisanya equity. Itu pun flexible karena kita bisa cari equity partner seperti di Balikpapan," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya