PDIP: Jadikan Lebaran untuk Persatukan dan Kedepankan Kepentingan Rakyat

Sekjen PDIP ini pun menjelaskan, semua pihak harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 03 Jun 2019, 14:18 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto bersama Wasekjen Eriko Sotarduga saat Rakornas pemenangan Pileg dan Pilpres 2019 di kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (1/12). Rakornas mengambil tema 'Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat'. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Lebaran dijadikan momen merajutkan tali persaudaraan, dan persatuan bangsa. Sehingga, menyudahi perselisihan dalam Pilpres dan Pileg.

"Pileg dan Pilpres sudah selesai dengan partisipasi rakyat yang begitu tinggi. Saatnya kedepankan persatuan nasional, kedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Semua menyatu dalam semangat halalbihalal. Jadikan Lebaran dengan makna halalbihalal yang sejati," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dalam keterangannya, Senin (3/6/2019).

Dia menuturkan, halalbihalal sendiri mulai diperkenalkan pada 1948 oleh Bung Karno dan KH Wahab Chasbullah atau Kiai Wahab.

Saat itu Bung Karno meminta pendapat Kiai Wahab atas situasi bangsa dan negara di mana elite politiknya terpecah, saling curiga, sehingga diperlukan cara yang efektif untuk menggunakan momentum Lebaran, membangun persaudaraan nasional.

"Semula Kiai Wahab mengusulkan agar pada saat Idul Fitri diadakan silaturahim nasional. Namun Bung Karno menganggap istilah itu sudah biasa. Maka, Kiai Wahab kemudian mengusulkan istilah halalbihalal. Sebab para elite politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan," ungkap Hasto.

Dia pun menjelaskan, semua pihak harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan.

"Maka jadilah halalbihalal sebagai tradisi yang terbukti menyatukan," pungkas Sekjen PDIP ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya