Cerita di Balik Buku Mudik Minim Polemik

Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Edo Rusyanto merilis buku terbarunya yang berjudul 'Mudik Minim Polemik' .

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2019, 17:45 WIB
Diskusi dan peluncuran buku mudik minim polemik (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Edo Rusyanto merilis buku terbarunya yang berjudul 'Mudik Minim Polemik' di Hotel Ibis Cawang Jakarta.

Peluncuran buku ini pun dihadiri beberapa perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Badan Transportasi Jalan Tol (BPTJ) dan juga pemangku kepentingan terkait.

Edo mengatakan latar belakang dari judul buku yang diangkat kali ini adalah berdasarkan dari pengalaman pribadinya. Menurut dia, setiap tahun selalu terjadi polemik pada saat mudik Lebaran. 

"Buku ini saya kasih judul 'Mudik Minim Polemik' meskipun ada yang bilang pesimis kenapa bikin buku kayak begini," kata dia dalam diskusi dan perluncuran Buku Mudik Minim Polemik, di Jakarta, Rabu (7/5/2019).

Berangkat dari pengalaman, selama hampir 10 tahun Edo telah menjajal 3 transportasi ketika mudik. Mulai dari kendaraan bermotor, bus, hingga kapal ternyata masih ditemui berbagai persoalan. 

"Saya coba naik motor di Semarang dan Yogyakarta seperti apa naik motor. Ternyata perjuangannya luar biasa menghadapi perjalanan lewat darat. Kemudian bus juga. Ternyata mudik itu memang tetap terjadi kecelakaan jumlah korban meninggal luar biasa," paparnya.

Oleh karena itu, kata Edo melalui peluncuran buku ini diharapkan ke depan persoalan pada saat mudik dapat diselesaikan. Terutama masih banyaknya jumlah korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas, yang rata-rata didominasi oleh pengendara motor.

"Negara ini kehilangan 80 orang hilang sia-sia di jalan raya itu anak-anak bangsa. Selama ini korban kecelakaan adalah usia produktif," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Bus pemudik berjejer di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Jumat (8/6). Diperkirakan puncak arus mudik terjadi pada H-3 Lebaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kendati demikian, dia memandang saat ini langkah pemerintah dalam menekan angka kecelakaan tersebut sudah cukup baik. Terutama, dengan banyaknya program mudik gratis yang ditawarkan sejumlah kementerian hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Mudik yang berlangsug selama 16 hari perhatian negara demikian kuat terhadap pengguna jalan dan secara umum kepada masyarakat. Maka saya berpkir jangan-jangan menurunnya angka kecelaaan itu karena stakeholder kompak perhatiannya juga serius. 2018 ada 62 BUMN menggerakan instrumen dengan upaya memindahkan penggunaan pribadi motor dengan menggunakan bus," sebutnya.

Oleh sebab itu, kata Edo, keseriusan pemerintah dalam menekan angka kecelakaan harus terus didorong. Jangan sampai perhatian khusus ini hanya diberikan pada saat momentum mudik saja, namun setelah itu tidak ada tindak lanjut dari pemerintah.

"Sebentar lagi supir angkutan diperiksa tensinya sebelum mudik. Mereka melakukan itu. Tapi setelah mudik tidak diperiksa lagi yang masih membawa puluhan nyawa di angkutan umum. Makanya saya minta pemerintah yang sudag menerapkan hal yang positif saat mudik juga diperiksa. Ada apa kok setelah musim mudik tidak dilakukan?" pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Menhub Ajak Pemudik Sepeda Motor Manfaatkan Program Mudik Gratis

Peserta mudik sepeda motor gratis mengantre naik kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (13/6). Pengangkutan sepeda motor gratis bagi pemudik Lebaran memakai kapal laut untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan raya. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengajak pemudik yang kerap menggunakan motor untuk dapat memanfaatkan momen mudik gratis dengan kapal laut pada musim mudik Lebaran 2019.

Dia juga mengimbau agar para pemudik tidak menggunakan sepeda motor. Sebab, berdasarkan data pada 2018, kecelakaan saat mudik didominasi oleh pemotor sebanyak 70 persen.

"Saya juga tinjau langsung, mereka-meraka yang menggunakan motor itu capek sekali sehingga risikonya tinggi," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Mei 2019.

Untuk itu, ia menyarankan kepada para pemudik sepeda motor agar mau mengikuti mudik gratis dengan kapal laut yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan.

"Motor dan para pemudik diangkut dengan kapal laut. Mudik jadi lebih aman dan nyaman," cetus dia.

Menanggapi ajakan ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo mengapresiasi arahan Menhub Budi kepada para pemudik dengan sepeda motor untuk turut serta dalam mudik gratis bersama kapal laut.

"Kami berterima kasih kepada Menhub, cukup menarik dan masyarakat tentunya senang. Kapalnya bagus, mendapatkan makan dan perjalanan menuju keluarga aman dan nyaman," ujar Ganjar.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya