Mengenal Bahan Campuran Parfum dari Indonesia Berkelas Dunia

Minyak nilam atau Patchouli yang tumbuh di Sulawesi, ternyata menjadi bahan campuran parfum kelas dunia Montblanc.

oleh Komarudin diperbarui 25 Apr 2019, 20:00 WIB
Peluruncuran wewangian Montblanc Explorer di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dunia parfum di Indonesia semakin pesat, berbagai produk pun bermunculan. Salah satunya dari Montblanc yang meluncurkan parfum barunya, Montblanc Explorer.

"Parfum tersebut buat mereka yang suka dengan adventur atau petualangan, juga buat mereka yang senang menjelajah dengan harumnya yang segar," ujar Country Manager Luxasia, Pauline Tanuwijaya, saat ditemui Liputan6.com di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Pauline menambahkan, salah satu bahan terpenting dari dalam parfum ini karena bersumber dari nilam (Patchouli) yang berasal dari Sulawesi. Selain itu, ada  Bergamot dari Italia dan Vetiver dari Haiti.

"Persinggahan akhir membawa kami ke Indonesia, khususnya di Pulau Sulawesi, untuk menemukan jenis baru Patchouli yang berkualitas tinggi. Patchouli ini telah dikembangkan secara eksklusif untuk wewangian Montblanc," ujar Pauline.

Sementara itu, Montblanc juga memberikan dukungan untuk masyarakat lokal dengan membangun tiga perpustakaan untuk anak-anak sekolah di wilayah Buton dan Katoi di Sulawesi. Pembangunan perpustakaan itu wujud dari tanggung jawab perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) karena penyulingan minyak Patchouli berada di sana.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Harga Patchouli

Acara peluncuran Montblanc Explorer di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019) (Liputan6.com/Komarudin)

Patchouli berasal dari spesies tanaman dengan genus Pogostemon yang berbentuk seperti semak lebat dengan batang kaku. Tumbuhan tersebut bisa mencapai tinggi 60 cm hingga 1 meter dan memiliki bunga kecil merah muda pucat.

Terkait Panchouli, Training Manager Luxia Indonesia Nano Febrianti menjelaskan, harga Patcholli terbilang mahal karena untuk proses penyulingan atau destilasinya tak mudah. Proses destilasi itu dilakukan untuk mendapatkan essential oil dari Patchouli.

"Hal itu juga yang membuat parfum ini harganya Rp 1 juta dan Rp 1,4 juta, karena harga Patchoulinya pun mahal," tegas Nano.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya