Hashim Curiga Hasil Quick Count Diambil dari 17 Juta Nama DPT Bermasalah

Hashim Djojohadikusumo menilai bahwa penyelenggaraan Pemilu 2019 jauh dari prinsip jujur, adil, dan transparan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 06:48 WIB
Wakil Ketua Dewan Pembina bersama partai politik yang tergabung dalam Koalisi Adil Makmur memberi keterangan usai melapor ke KPU RI soal penemuan DPT ganda ke KPU RI di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Senin (11/3). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, menilai bahwa penyelenggaraan Pemilu 2019 jauh dari prinsip jujur, adil dan transparan.

"Kami menilai pemilu sekarang tidak jujur, tidak transparan, dan tidak adil," kata Hashim Djojohadikusumo saat jumpa pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 22 April 2019.

Salah satu bentuk kecurangan yang ditunjukkan Hashim perihal 17,5 juta daftar pemilih tetap (DPT) yang sudah berkali-kali dilaporkan ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sampai tiga hari sebelum hari pencoblosan 17 April, masalah itu belum tuntas, belum selesai, jadi masalah tetap masalah," kata politikus Partai Gerindra itu.

Tak hanya itu, kecurangan yang terjadi secara masif pada Pemilu 2019 ini juga dapat terlihat secara jelas pada saat perhitungan cepat suara yang dilakukan oleh lembaga survei yang memenangkan pasangan Jokowi-Amin.

"Kami khawatir dan kami mencurigai, kami cemas bahwa angka selisih yang quick count-quick count itu diambil dari 17,5 juta nama itu," kata adik kandung Prabowo Subianto tersebut.

Dalam kesempatan itu, selain Hashim, hadir pula Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono, yang memaparkan sejumlah bukti dugaan kecurangan Pemilu 2019. Salah satunya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 65 Cipondoh Mekar, Kota Tangerang, Banten.

 

2 dari 2 halaman

Bersaing Kumpulkan Data

Selain itu, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Sudirman Said menyebut, Pilpres 2019 bukanlah peperangan. Melainkan soal masing-masing kubu bersaing mengumpulkan data yang benar. Dia meyakini data yang diperoleh BPN valid.

"Ini bukan war kan, ini kompetisi tentu ada tim yang menghitung, ada tim yang memonitor di DPP masing-masing partai ada, tapi di tim BPN juga ada. Kita punya lapisan data yang berlapis-lapis yang Insya Allah akan memperkuat argumen kita," tuturnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya