Perjuangan WNI Nyoblos Pemilu 2019 di Luar Negeri, Ada yang Tempuh Ratusan Kilometer

Demi Indonesia yang lebih baik.

oleh Heri Setiawan diperbarui 15 Apr 2019, 15:40 WIB
Agar seluruh WNI yang ada di Fiji bisa menyalurkan hak pilih mereka, PPLN Fiji rela menjemput ABK yang sedang berada di tengah laut. (KBRI Suva)

Liputan6.com, Jakarta Pemungutan suara Pemilu 2019 di luar negeri dilakukan lebih awal daripada di Tanah Air. Sejak 8 April hingga Minggu 14 April ini, warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di luar negeri menggunakan hak suaranya.

Terdapat 3 metode pemilihan untuk warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri untuk menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 nanti. Metode tersebut meliputi datang langsung ke tempat pemilihan suara (TPS) yang dibangun di kantor perwakilan Indonesia di negara setempat, kotak suara keliling, dan menggunakan pos.

Jika di Indonesia hari pemungutan dijadwalkan pada tanggal 17 April 2019. Maka, KPU mengambil kebijakan untuk pemungutan suara di luar negeri lebih awal atau dengan early voting. Kebijakan itu memungkinkan untuk meningkatkan partisipasi WNI di luar negeri untuk datang ke TPS.

Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dan sejumlah kantor perwakilan telah menyiapkan strategi-strategi untuk menarik minat warga negara Indonesia yang ada di luar negeri untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019. Setelah beberapa hari berjalan, banyak cerita menarik tentang perjuangan dan antusias WNI yang ikut pemilu Indonesia yang dilakukan di luar negeri.

Berikut Liputan6.com, Senin (15/4/2019) rangkum perjuangan dan antusiasme WNI di luar negeri yang ikut Pemilu 2019 di luar negeri.

2 dari 5 halaman

WNI di Belanda tempuh ratusan kilometer demi pencoblosan pemilu 2019

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja (tengah) memegang plakat penghargaan Reisgraag Award 2019 (kredit: KBRI Den Haag)

Pianis dan penulis Indonesia yang tinggal di Belanda, Karina Andjani (28) harus menempuh ratusan kilometer dari rumahnya ke satu-satunya tempat pemungutan suara (TPS) di Den Haag untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu) presiden dan anggota legislatif pada 13 April 2019.

"Saya dan suami daftar sendiri, cari informasi sendiri, karena pemilu jadi salah satu pengingat bahwa kami adalah warga negara Indonesia yang punya kewajiban untuk memilih presiden serta anggota dewan," terang Karina.

Karina harus menempuh jarak sejauh 107,5 kilometer dari rumahnya di Kota s-Hertogenbosch ke TPS di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH) menggunakan kereta selama dua jam. Pemilihan umum di Belanda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mencoblos langsung di TPS di Den Haag, dan mengirim surat suara via pos ke PPLN setempat.

3 dari 5 halaman

Antusias pekerja migran dan mahasiswa di Yordania

Duta Besar RI untuk Yordania merangkap Palestina, Andy Rachmianto bersama Direktur Eksekutif Medical Aid for Palestinian (MAP), Maha Saqqa (9/1/2019) (kredit: KBRI Amman)

Proses pencoblosan Pemilu di Yordania berjalan lancar. Selama kegiatan pencoblosan, saksi dari salah satu partai peserta pemilu turut hadir mengawasi jalannya proses pemungutan suara. Pencoblosan dilakukan Jumat (12/4) sejak pukul 08.00 pagi waktu setempat. Antrean WNI yang berada di Yordania terlihat memadati TPS 1 dan 2 di Wisma Duta KBRI Amman.

Sebagian besar di antara mereka adalah pekerja migran dan mahasiswa. Proses pemungutan suara di dua TPS diselenggarakan oleh Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang terdiri atas unsur KBRI, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia di Yordania.

Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya WNI yang masih berdatangan ke lokasi TPS hingga akhir waktu pencoblosan pukul 19.00. Sebagian dari mereka bahkan harus menempuh perjalanan selama 2 jam untuk mencapai lokasi TPS. Salah seorang WNI yang bekerja di Kota Ma'an (sekitar 200 km dari ibukota Amman), mengungkapkan kegembiraannya dapat melakukan pencoblosan suara di Yordania.

4 dari 5 halaman

Antrean lebih kurang hingga 2 kilometer di KBRI Singapura

Warga negara Indonesia di Singapura mengantre untuk mengikuti pemilu yang digelar di KBRI di Singapura. (Istimewa)

Warga Indonesia di Singapura menyalurkan hak pilihnya untuk Pemilu 2019 pada hari, Minggu (14/4/2019). Pencoblosan di gelar di KBRI, 7 Chatsworth Rd. mulai pukul 08.00 hingga 18.00 waktu setempat. Antrean WNI mengular di sepanjang pinggir jalan menuju KBRI, lebih kurang hingga 2 kilometer.

Pemilih WNI di Singapura terdiri dari staf KBRI, tenaga kerja wanita (TKW), porfesional yang bekerja di bidang teknologi informatika (IT), perhotelan, bank, dan mahasiswa.

"Kami sih happy saja walau antre begini panjang. Kebetulan cuacanya bersahabat. Ini kan demi kebaikan negeri kita. Kami ingin jadi warga negara yang baik," ujar Rantri Fitriantri, seorang ibu rumah tangga yang datang ke TPS bersama sang suami, Iskandar yang bekerja di bidang IT.

5 dari 5 halaman

Rela Cuti Demi Nyoblos Pilpres 2019

Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kuwait memfasilitasi pemulangan 27 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah (undocumented dan overstayers) ke tanah air

Salah satu diaspora Indonesia di Kuwait, Utary Suhardiman (25), menyempatkan diri untuk cuti kerja setengah hari demi mengikuti pemilihan umum di Kedutaan Besar RI di Kuwait City pada Jumat 12 April 2019.

Utary, pramugari maskapai Kuwait Jazeera Airways, yang dihubungi melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (13/4/2019), mengatakan ia telah meminta izin cuti setengah hari ke atasannya agar diizinkan pulang ke Kuwait saat pemilihan umum.

Utary mengaku sengaja meluangkan waktu untuk ikut pemilu karena memilih presiden dan anggota dewan merupakan hak sekaligus tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia.

“Ini pertama kalinya saya memilih di luar negeri, jadi ikut pemilu ini bukti sikap cinta kepada Tanah Air,” kata dia di Kuwait.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya