Selama 4,5 Tahun Bersama, JK Cerita Tentang Gaya Kepemimpinan Jokowi

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengisahkan kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2019, 13:24 WIB
Jokowi dan JK makan siang bersama di Kantor Wapres.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengisahkan kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurutnya, selama 4 tahun bersama Jokowi, dia mengaku tidak pernah melihat sikap otoriter dari kepemimpinan Jokowi.

"Tapi saya jamin pengalaman 4 tahun dengan Jokowi, beliau tidak kepikiran otoriternya," katanya saat menjadi pembicara di CNBC Economic Outlook 2019, di Jakarta, Kamis (28/2).

Namun, dengan sikap kepemimpinan Jokowi yang tidak ingin berkuasa sendiri kadang-kadang justru membuat dirinya kerepotan. Sebab, hampir dalam satu minggu, kurang lebih 5 kali dilakukan rapat tentang pengambilan keputusan atau kebijakan.

"Yang repot kita apa saja dirapatkan. Sampah saja dirapatkan, rapat dua-tiga kali, apalagi soal pertumbuhan. Kadang kadang Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) sibuk mencatat sampai lupa," kelakar JK yang kemudian disambut ketawa oleh para hadirin.

"Ini kadang-kadang 5 kali seminggu, tapi sekarang tidak karena beliau sering keluar daerah jadi aman-aman aja. Kita sekarang agak santai," tambah JK.

JK pun membandingkan gaya kepemimpinan yang dilakukan pada zaman Soeharto waktu itu. Dia mengatakan, sikap otoriter yang dilakukan pada masa itu, pengambilan keputusan atau rapat hanya dilakukan dalam waktu sebulan sekali.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Belajar dari Masa Lalu

Rumah transisi ini dipimpin Rini M. Soemarno dan empat orang deputi, Andi Widjajanto, Hasto Kristyanto, Anies Baswedan dan Akbar Faisal, Jakarta, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Akan tetapi JK menekankan, sikap kepemimpinan yang dilakukan oleh Jokowi justru belajar dari masa lalu. Sebab, berkaca pada zaman Soeharto dengan sikap otoriternya justru mengancam pemerintahannya sendiri.

"Apa sebenarnya berdasarkan sejarah, kita kenapa Soeharto jatuh, kenapa Venuzuela tidak kepastian perang saudara, karena pemerintahannya otoriter dan nepotisme, otoriter Pak Harto 30 tahun, kemudian ekonomi banyak dikuasai orang terbatas. Maka jatuhlah Pak Harto," jelas JK.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya