Buka Islamic Book Fair, Menpan-RB Singgung Maraknya Konten Negatif

Menurut Syafrudin, konten negatif yang disebarkan tanpa disaring terlebih dahulu merupakan akibat dari dangkalnya pemikiran dan pemahaman mengenai informasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 20:12 WIB
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Syafruddin membuka Islamic book Fair 2019 yang di gelar di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (17/2/2019). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Syafruddin membuka Islamic book Fair 2019 yang di gelar di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (27/2/2019). Dalam sambutannya, Syafruddin sempat menyinggung maraknya konten negatif yang dapat menyesatkan generasi muda saat ini. 

Syafrudin mengatakan, konten negatif yang disebarkan tanpa disaring terlebih dahulu merupakan akibat dari dangkalnya pemikiran dan pemahaman mengenai informasi yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.

"Melalui literasi, pemahaman masyarakat mengenai informasi yang berkembang, khususnya mengenai dunia Islam dapat diperkuat. Sehingga informasi negatif dapat dicegah peredarannya, bahkan masyarakat bisa meluruskan karena memiliki pemahaman yang benar" ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) itu.

Sebagai Menteri PAN-RB, Syafruddin mengapresiasi penyelenggaraan Islamic Book Fair. Sebab hal ini menunjukkan adanya tekad dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya buku tentang keislaman. 

Mantan Wakapolri itu menyatakan, sejak awal sejarah kelahirannya, agama Islam telah memberikan penghargaan yang begitu besar kepada ilmu pengetahuan, yaitu pemikiran secara ilmiah yang merujuk kepada Alquran dan Hadits.

"Alquran tidak akan pernah musnah atau hilang hingga generasi terakhir nantinya, dan akan melahirkan karya-karya besar. Ilmuan Islam yang mempunyai andil yang besar di antaranya, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal,” kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Muliakan Orang yang Membaca

Pengunjung mencari buku di Islamic Book Fair 2019 di JCC, Jakarta, Rabu (27/2). Pameran buku tersebut menghadirkan 213 penerbit buku di Indonesia serta mancanegara dengan 48.250 judul dan 3,6 juta eksemplar buku. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Syafruddin, budaya membaca sebagai kegiatan yang mulia dapat dilihat dari sejarah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan malaikat Jibril saat mendapat perintah untuk membaca surah Al-Alaq. Sejarah inilah yang kemudian menunjukkan bahwa Tuhan memuliakan martabat manusia melalui proses membaca.

"Hanya dengan membaca kita dapat menguasai ilmu-ilmu pengetahuan dan informasi karena manusia terlahir tidak mengetahui apa-apa pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan," ujar Syafruddin.

Dia menambahkan, kemudahan akses untuk memperoleh buku-buku Islam merupakan cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan minat baca masyarakat indonesia.

"Pameran buku islam ini dapat dijadikan ajang kolaborasi antara penulis dan penerbit untuk saling bertemu dan bertukar gagasan menghasilkan buku berkualitas baik akan membentuk pribadi religius yang modern,” Syafrudin menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya