Idham Azis, Pendamping Tito di Densus Antiteror yang Ditunjuk Jadi Kabareskrim

Bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Idham Azis kala itu menorehkan prestasi dengan melumpuhkan pentolan teroris Dr Azhari di Batu, Jawa Timur pada 2005.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 22 Jan 2019, 14:17 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis memberikan sambutan pada acara peresmian Rumah Susun (Rusun) Promoter Polri di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (28/11). Rusun yang dibangun 17 lantai terdiri atas 255 unit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok Irjen Idham Azis tak asing lagi di kepolisian. Berbekal pengalaman di bidang reserse dan anti-teror mengantarkannya menduduki sejumlah jabatan strategis di Polri, terbaru ditunjuk sebagai Kabareskrim.

Bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Idham kala itu menorehkan prestasi dengan melumpuhkan pentolan teroris Dr Azhari di Batu, Jawa Timur pada 2005. Keduanya juga berhasil mengungkap kasus mutilasi tiga gadis Kristen di Poso yang menyita perhatian publik.

Dilansir dari berbagai sumber, lulusan Akpol tahun 1988 itu memulai kariernya sebagai Pamapta di Polres Bandung. Dia menduduki beberapa jabatan di Polres Bandung hingga 1999 hingga akhirnya dimutasi sebagai Kanit di Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat mayor atau kompol.

Sejak itu Idham Azis beberapa kali menduduki jabatan di bidang reserse. Pada September 2004, Idham sempat menduduki jabatan Wakapolres Metro Jakarta Barat selama sebulan sebelum akhirnya dimutasi menjadi Inspektur Bidang Operasi di Polda Sulawesi Tengah.

Pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara pada 30 Januari 1963 itu kemudian memulai karirnya di Densus 88 Anti-teror pada Juni 2005 dengan jabatan sebagai Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi.

Idham bersama Tito yang kala itu sama-sama masih berpangkat AKBP berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azahari pada 9 November 2005. Sehari setelahnya, Idham diperintahkan ke Poso mendampingi Tito menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen.

Setelah menduduki sejumlah jabatan di Densus 88 Anti-teror, Idham kemudian dimutasi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada akhir 2008. Setahun kemudian digeser menjadi Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.

Dan pada September 2010, Idham Azis didapuk menjadi Wakil Kepala Densus 88 Anti-teror Polri mendampingi Tito. Jabatan itu diemban selama sekitar 2,5 tahun hingga akhirnya dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri sekaligus mendapat promosi pangkat menjadi Brigjen atau jenderal bintang satu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kapolda Sulteng

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Rusun Promoter Polri di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (28/11). Rusun yang dibangun dengan dana APBD akan dihuni anggota polri yang aktif. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemampuannya di bidang terorisme membuat Idham dipercaya sebagai Kapolda Sulawesi Tengah pada Oktober 2014. Di mana Sulteng saat itu merupakan wilayah yang rawan dengan kelompok sipil bersenjata.

Dia kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri dengan menjabat sebagai Inspektur Wilayah II Itwasum Polri pada Februari 2016. Belum setahun, dia kemudian dipromosikan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri pada September 2016 sekaligus naik pangkat menjadi Irjen.

Setahun kemudian dia dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan M Iriawan. Kini dia ditunjuk sebagai Kabareskrim Polri menggantikan Komjen Arief Sulistyanto yang dimutasi menjadi Kalemdiklat Polri.

Selain sukses menangani kasus bom Bali II dan mutilasi tiga siswi di Poso, Idham juga terlibat dalam operasi-operasi skala besar. Seperti Operasi Anti-Teror Bareskrim Polri di Poso (2005-2007), Operasi Camar Maleo (2014-2016), dan Operasi Tinombala (2016).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya