Joget Saat Debat, Elektabilitas Prabowo Bakal Tergerus?

Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, melihat sikap Prabowo itu karena tertekan menghadapi emosi dirinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2019, 10:20 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat Debat Capres Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Capres nomor urut 02 ,Prabowo Subianto menari di tengah debat pertama, Kamis 19 Januari 2019. Momen tersebut muncul ketika debat mulai memanas. Saat itu, Prabowo ditanya Jokowi soal komitmen pemberantasan korupsi karena Gerindra mengusung caleg mantan koruptor.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memprediksi tingkah laku mantan Danjen Kopassus itu bakal menggerus suara. Dia mencontohkan bagaimana suara paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin meninggalkan paslon nomor urut 02 di DKI Jakarta.

"Berdasarkan survei hari ini elektabilitas pak Jokowi dan KMA (di Jakarta) melampaui 7 persen di atas pak Prabowo," ujar Hasto di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).

Menurutnya, selisih Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga bakal melesat jauh. Hal ini, karena tari-tarian Prabowo saat debat kemarin.

"Kita lihat, nggak tahu setelah tari-tarian di debat, mungkin akan bertambah," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Prabowo Tertekan?

Sementara itu, Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, melihat sikap Prabowo itu karena tertekan menghadapi emosi dirinya. Makanya langsung disambut pijitan oleh sang cawapres Sandiaga Uno.

Menurutnya, perilaku keduanya tidak pantas dilakukan dalam situasi debat yang formal. Prabowo dan Sandi disarankan bisa menekan tingkah laku demikian.

"Di dalam situasi apa pun ada yang disebut impression manajemen. Bagaimana mengeloa impresi kita di dalam suatu situasi sosial pada konteks tertentu," jelasnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya