Morgan Stanley Optimistis terhadap Pasar Saham Indonesia

Morgan Stanley optimistis terhadap pasar saham Indonesia pada 2019. Hal didorong sejumlah faktor. Apa sajakah itu?

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jan 2019, 18:16 WIB
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Morgan Stanley optimistis terhadap pasar saham Indonesia pada 2019. Hal didorong sejumlah faktor. Apa sajakah itu?

Dalam laporan yang ditulis analis saham Morgan Stanley Aarti Shah dan equity strategist Morgan Stanley Sean Gardiner memaparkan sejumlah alasan potensi penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sekitar sembilan persen.

Indeks saham MSCI Indonesia telah mengungguli indeks negara berkembang dalam tiga bulan terakhir. Valuasi saham kembali pulih dari posisi terendah 13,2 kali pada Oktober 2018 menjadi 14,5 kali. Demikian mengutip laporan Morgan Stanley, Senin (7/1/2019).

Aarti Shah menuturkan, ada lima alasan mendorong pasar saham Indonesia masih positif pada 2019. Pertama, pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) akan membantu konsumsi. Pada 2019, anggaran sosial juga meningkat 27 persen meski mengorbankan pertumbuhan pengeluaran infrastruktur.

"Usai pemilu, kita tidak bisa mengesampingkan tambahan anggaran pada 2019 dengan saat ini menuntut defisit hanya 1,8 persen," tulis Shah.

Kedua, koreksi harga minyak juga membantu neraca transaksi berjalan. Dengan harga minyak Brent turun 36 persen dari level tertinggi pada September, Shah melihat, neraca perdagangan juga terbebani.

Hal itu menekan pasar saham. Namun, harga minyak tertekan juga kurangi potensi kenaikan harga minyak usai pemilu. Ini berdampak terhadap konsumsi yang berdampak terhadap laba perusahaan.

Faktor ketiga, pelaku pasar sudah menghitung kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan konsensus, BI akan menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin (bps) pada 2019. Kenaikan suku bunga itu usai penguatan dolar AS dan kebijakan moneter global sehingga memaksa BI menaikkan suku bunga menjadi 6 persen.

"Kami melihat pasar saham AS sudah price in tidak ada kenaikan suku bunga. Kami harap dolar AS melemah sekitar 10 persen pada 2019," ujar Shah.

 

2 dari 2 halaman

Pilihan Saham

Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keempat, laba perusahaan tumbuh cepat pada 2019. Morgan Stanley mengharapkan laba tumbuh menjadi 11 persen pada 2019 dan 16 persen pada 2020.

Kelima,pemulihan pertumbuhan pinjaman dari sektor publik ke sektor swasta juga mendorong kenaikan indeks saham. Sebelumnya, pertumbuhan pinjaman lebih didorong sektor publik. Morgan Stanley berharap pinjaman infrastruktur tetap kuat meski pengembalian investasi dan ekspansi sektor swasta pasca pemilu.

Adapun pilihan saham Morgan Stanley antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

1.Target harga saham PT Astra International Tbk Rp 8.600

2. Target harga saham PT Bank Central Asia Tbk Rp 28.994

3. Target harga saham PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 8.466

4. Target harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebesar Rp 3.070 per saham

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya