Suanggi, Ilmu Hitam Paling Ditakuti di Tanah Papua

Mungkin nama "suanggi" masih terdengar asing di telinga orang Indonesia pada umumnya. Namun bagi orang Indonesia timur nama tersebut begitu menakutkan.

Oleh KabarPapua.co diperbarui 07 Jan 2019, 00:02 WIB
Ilustrasi Horor

Papua - Mungkin nama Suanggi masih terdengar asing di telinga orang Indonesia pada umumnya, namun bagi orang Indonesia timur nama tersebut begitu menakutkan. Bahkan banyak orang menghindari topik pembicaraan soal ini saat berkumpul bersama teman atau keluarga.

Suanggi merupakan sebutan untuk sebuah ilmu hitam berikut orang yang menekuninya. Suanggi banyak terdapat di Yapen Utara dan Yapen Barat. Masyarakat setempat menyebut Suanggi di Yapen Barat dengan nama Nyata. Sementara di Yapen Utara, tepatnya di Poom, Suanggi biasa disebut Hinata.

Suanggi sangat ditakuti masyarakat, karena banyak digunakan untuk membunuh orang, terutama yang tak disukai. Suanggi pada dasarnya memang manusia yang memiliki ilmu hitam. Keberadaan Suanggi pun hidup berbaur bersama warga setempat, walau ada Suanggi yang memang menetap di hutan.

Banyak warga di Kepulauan Yapen enggan berkomentar terkait Suanggi. Mitosnya, jika berani bercerita, maka nyawa taruhannya. Walau begitu, banyaknya cerita simpang siur terkait Suanggi, banyak pula warga yang mulai membuka suara terkait keberadaan dan asal usul Sanggi.

Konon kabarnya, berubahnya manusia menjadi wujud Suanggi dilalui dengan proses yang panjang. Misalnya sang Suanggi harus memakan daun khusus yang hingga saat tidak pernah ada yang tahu betul sebutannya. Bahkan proses untuk menjadi Suanggi, harus menyediakan tumbal dari keturunan atau keluarganya sendiri.

Cerita dari masyarakat setempat, Suanggi biasa melakukan aksi pada malam hari. Konon jika Suanggi ingin membunuh seseorang, hanya dengan menggunakan mantra atau berubah menjadi bayangan ke rumah korban. Biasanya, dalam beberapa hari kemudian korban sakit dikarenakan hal yang tak wajar. Pendekatan medis tak mampu mendeteksinya. Selain itu mayat korban ulah Suanggi, biasa dimakan oleh Suanggi untuk menambah ilmu mereka, misalnya Suanggi akan makan isi perut korban dan sebagainya.

Ciri-ciri Suanggi memang sulit dilihat secara kasat mata. Kebanyakan Suanggi hanya keluar di malam hari. Biasanya warga yang juga memiliki ilmu yang sangat tinggi dapat melihat Suanggi dengan ciri-ciri mata terang menyala, berbeda dengan manusia pada umumnya. Ada pula yang mengatakan jika tercium aroma binatang kuskus, maka Suanggi ada di sekitar kita.

Ilmu Suanggi pun sangat berbahaya, jika manusia yang mendalami ilmu tersebut tidak melaksanakan salah satu syarat yang diajukan, bahkan bisa berakibat gangguan jiwa.

Dortheis Wopi, masyarakat asal Ansus mengatakan Suanggi sempat menjadi salah satu ilmu yang hampir ditekuni oleh keluarganya.

“Akibat ilmu Suanggi itu, torang (kami) semua pisah, bahkan sa (saya) pu (punya) tete (kakek) hampir menjadi suanggi,” katanya.

Ia menambahkan Suanggi pun dapat dikenali dari beberapa pantangan. Misalnya Suanggi anti terhadap jeruk purut, ikan poro bibi, Suanggi juga takut coral laut.

“Biasanya, jika Suanggi menemui benda-benda itu, langsung beringas dan jahat,” kata Theis.

Theis menyebutkan Suanggi hidup secara normal layaknya manusia. Suanggi melakukan aksi yang memang kebanyakan membunuh orang. Bahkan kadang Suanggi meminta bayaran, baik berupa uang ataupun piring gantung bagi yang menekuninya.

Dortheis mengatakan di Kabupaten Kepulauan Yapen ada beberapa wilayah yang masih ditakuti warga untuk berkunjung, karena ilmu Suanggi yang masih kental dan dimiliki warga setempat, yakni di Poom, Ansus, Woy dan Marau.

“Pada dasarnya Suanggi tra (tidak) ganggu torang (kita). Suanggi bisa bunuh seseorang sesuai perintah,” ucapnya.

Sempat ada cerita dari kampung di Yapen Timur yang sangat terkenal yakni seorang pemuda meninggal dengan alat kelaminnya lenyap. Masyarakat beranggapan bahwa Suanggi telah membunuhnya, lalu mengambil salah satu organ si pemuda itu.

Baca berita menarik lainnya dari Kabarpapua.co.

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya