Kadek Robi, Bocah Tegar Tukang Suwun di Pasar Badung

Kadek Robi, bocah 11 tahun yang harus menjadi kuli panggul untuk membantu ibu dan ayahnya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 03 Jan 2019, 05:00 WIB
Kadek Robi bersama sang adik tetap tegar di usianya yang masih belia harus menjadi kuli panggul di Pasar Badung (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Wajah polos nan manis itu tampak kelelahan. Tersirat dari raut wajah Kadek Robi, berat tanggung jawab yang harus dipikul bocah 11 tahun itu. Dia sehari-hari terpaksan bekerja sebagai tukang suwun (kuli panggul) di Pasar Badung, Bali untuk membantu orangtuanya.

Robi dengan ramahnya menawarkan jasa mengantar bahan belanjaan para pengunjung pasar terbesar di Bali tersebut. Bersama Komang Wulandari, sang adik yang berprofesi seperti dirinya, saban hari Robi mengadu nasib di Pasar Badung.

Robi tak pernah mengeluh. Meski di usianya, ia sudah kerja berat. Namun seperti anak seusianya, ia selalu tampak riang gembira. Robi cukup familiar di Pasar Badung.

Hampir semua pedagang mengenal Robi. Setiap mendapatkan pelanggan, Robi tak pernah mengeluh walau kadang tidak semua pelanggan memberikan upah yang layak untuknya. Ia tetap mengangkut belanjaan pengunjung menggunakan keranjang yang ditahan menggunakan kepala kecilnya.

Bocah lima bersaudara itu bercerita, suatu ketika pernah mendapatkan upah sebesar Rp5.000 dengan beban belanjaan yang sangat banyak. Namun, Robi tak protes dengan upah yang diberikan pengguna jasanya.

Ia tetap menerima dengan ikhlas. Bahkan, ia menyebut kecil dan besarnya rezeki yang diterima adalah pemberian Tuhan.

"Kalau lagi bagus dapat banyak uang bisa belikan adik jajan (makanan ringan). Kadang bawa belanjaan banyak, tapi dapatnya sedikit. Ya, tidak apa-apa, yang penting bisa dapat uang untuk bantu ibu," kata Robi saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Badung, Rabu, 2 Januari 2019.

Robi menceritakan jika ayahnya tidak bekerja dan sang ibu menjaga adik-adiknya yang masih sangat kecil di rumahnya. Ia tak kecewa dengan orangtuanya yang membebankan tanggung jawab itu kepada dirinya sehingga ia harus bekerja pada usia dini.

Sebaliknya, Robi malah merasa prihatin dengan keadaan orangtuanya. "Kasihan ibu di rumah jaga adik-adik. Bapak temani ibu di rumah juga jaga adik," ujarnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Libur Sekolah Makin Banyak Pendapatan

Kadek Robi bersama adik dan pelanggan tengah berpose bersama (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Walau harus bekerja paruh waktu sebagai tukang suwun, tapi Robi masih sebagai siswa di sebuah yayasan di daerah Denpasar. Dirinya mengaku saat ini sedang libur.

Masa libur amat menyenangkan bagi Robi. Bukan karena ia akan bermain bersama teman-teman sebayanya, melainkan ia memiliki banyak waktu untuk bekerja mengumpulkan uang lebih banyak dari hari biasanya.

"Aku sekolah di yayasan, tapi sekarang sedang libur. Kalau libur seperti ini bisa dari jam 5 pagi ke pasar. Sebelum ke pasar tadi sembahyang dulu (secara Hindu)," tutur Robi.

Pagi itu Robi beruntung bertemu dengan pelanggan yang memberinya rezeki tidak sedikit. Bahkan, pengunjung pasar itu juga memborong belanjaan sang adik yang berjualan asesori seperti jepitan, ikat rambut, peniti dan masih banyak lainnya yang ditaruh di sebuah kotak yang diikat dan dikalungkan di lehernya. Robi pagi itu terlihat sangat semringah. Ekspresi wajahnya sangat terlihat bahagia.

"Jam 9 biasanya baru dapat 10 ribu tapi sekarang sudah dapat banyak sekali. Mau langsung pulang kasih ke ibu hasilnya buat beli  beras buat makan," katanya. 

Sementara itu, salah satu pedagang di pasar tersebut bercerita jika Robi memang anak yang rajin. Banyak yang iba dengan bocah 11 tahun itu.

"Sekarang Robi sudah bajang (remaja). Biasanya sama ibunya. Tapi ibunya punya anak kecil, jadi Robi cuma dengan adiknya (Komang Wulandari). Kasihan masih kecil sudah kerja keras," ujar Putu Widya salah seorang pedagang sayur di Pasar Badung.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya