Polisi Dalami Motif Perusakan Baliho SBY dan Bendera Demokrat di Riau

Polisi masih memeriksa intensif terduga pelaku perusak atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 15 Des 2018, 20:33 WIB
SBY saat melihat baliho dan atribut Partai Demokrat yang dirusak. (dok Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian belum bisa mengungkap motif pelaku perusakan sejumlah baliho penyambutan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan bendera partainya di Pekanbaru, Riau. Polisi masih memeriksa intensif terduga pelaku.

"Masih pemeriksaan, belum selesai," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (15/12/2018).

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Sunarto mengatakan, penyidik masih mendalami motif pelaku merusak atribut Demokrat tersebut. Penyidik juga mendalami kemungkinan adanya aktor intelektual di balik kejadian tersebut.

"Masih didalami oleh penyidik, masih dalam pemeriksaan," ucap Sunarto.

Polisi pun belum mengidentifikasi keterlibatan orang lain dalam aksi perusakan atribut Partai Demokrat tersebut. Meski begitu, polisi tetap menyelidiki kemungkinan perusakan tersebut dilakukan lebih dari satu orang.

"Sementara masih satu orang yang diamankan," ujar Sunarto.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Amankan 1 Orang

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambangi lokasi perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). (Ist)

Sebelumnya, polisi mengamankan seorang pria berinisial HS. Pria berusia 22 tahun itu semula diamankan oleh warga saat kedapatan memanjat dan merusak baliho di dekat SPBU Sudirman Kota Pekanbaru sekitar pukul 01.45 WIB tadi.

SBY bahkan turun langsung ke lokasi kejadian mengecek baliho dan bendera partainya yang dirusak dan dibuang.

Presiden ke-6 RI itu kemudian memerintahkan anak buahnya menurunkan semua atribut Partai Demokrat di Kota Pekanbaru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya