Buya Syafii: Reuni 212 Jelas Gerakan Politik

Buya Syafii menilai Reuni Alumni 212 merupakan sebuah gerakan politik. Sehingga dia tak memermasalahkan jika Reuni Alumni 212 menyampaikan aspirasi politiknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Des 2018, 09:20 WIB
Massa aksi Reuni 212 membanjiri kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12). Panitia penyelenggara mengatakan Reuni Akbar 212 dihadiri oleh sekitar 7 juta umat Islam dari berbagai daerah baik dalam maupun luar Ibu Kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Syafii Maarif angkat bicara mengenai Reuni Alumni 212 yang akan digelar di Lapangan Tugu Monumen Nasional (Monas). Tokoh yang akrab disapa Buya Syafii berpendapat jika pengumpulan massa untuk Reuni 212 merupakan hal yang wajar dilakukan.

Buya Syafii menilai Reuni Alumni 212 merupakan sebuah gerakan politik. Sehingga dia tak memermasalahkan jika Reuni Alumni 212 menyampaikan aspirasi politiknya.

"Mereka menyatakan aspirasi politiknya ya monggolah. Tapi jelas ini gerakan politik. Dalam suasana seperti ini kita sudah tahu kemana arahnya. Publik bisa membacanya," katanya, Jumat 30 November 2018.

Buya Syafii berharap agar peserta Reuni Alumni 212 melakukan kegiatannya secara baik. Dia juga berharap Reuni 212 bisa berjalan dengan lancar tanpa mengganggu ketertiban umum.

"Lakukanlah kalau mau demo. Lakukanlah dengan baik, dengan sopan. Jangan mengganggu ketertiban umum. Itu saja," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Bisa Dilarang

Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menilai jika acara Reuni Alumni 212 tidak bisa dilarang oleh pemerintah. Pasalnya ada undang-undang yang memang mengatur kebebasan untuk menyatakan pendapat.

"Tapi kita gak bisa melarangnya karena ada undang-undangnya. Bagi saya apakah itu tidak menghabiskan energi kita, dana kita untuk sesuatu yang sebenarnya persoalan politis atas nama agama. Apel 212 itu nuansa politiknya terasa sangat kuat," tutup Buya Syafii.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya