Bulog Klaim Stok Beras Sampai Pertengahan 2019 Aman

Adapun penyerapan beras dalam negeri per hari di kisaran 500 ribu hingga 750 ribu ton.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Nov 2018, 20:21 WIB
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan ketersedian stok beras hingga pertengahan tahun 2019 masih terbilang aman. Hal ini dilihat dari jumlah cadangan beras di Gudang Bulog yang masih di kisaran 2,6 juta ton.

"Kalau secara hitungan stok jangan khawatir lah ya. Sampai bulan Juli (2019) itu aman beras," kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) di Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

"Dan sekarang kan teman-teman lihat coba kalau beras premium ini stoknya banyak sekali. Jadi sebenarnya beras medium hanya dikonsumsi sebagian kecil saja. Nah, sedangkan stok paling besar memang premium, 80 persen itu premium. Jadi kalu kita bicara beras secara keseluruhan beras kita itu banyak," jelas dia.

Direktur Operasional dan Pelayanan Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh menambahkan, ketersediaan beras di Bulog masih lebih dari cukup hingga pertengahan tahun depan. Adapun penyerapan dalam negeri per hari di kisaran 500 ribu hingga 750 ribu ton.

"Jadi masih sangat cukup," imbuh dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Warga Belum Besar, Operasi Pasar Bulog di Bawah Target

Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Budi Waseso, mengakui hasil operasi pasar (OP) beras yang dilakukan Bulog masih berada di bawah target yang diinginkan pemerintah. Di mana pemerintah mematok target untuk OP sebesar 15 ribu per ton per hari, namun Perum Bulog hanya mampu menggelontorkan sebanyak ribuan ton saja.

"Sebenarnya kami sebanyak-banyaknya, hasil ratasnya kami diperintahkan untuk sehari 15 ribu. Tapi realisasi penyalurannya sampai hari ini bisa 3.000 saja, 3.000 per hari seluruh Indonesia," kata Buwas sapaan akrabnya, saat ditemui di Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Buwas mengatakan ketidakcapaian tersebut dikarenakan serapan pasar masih rendah. Selain itu, kebutuhan masyarakat sendiri dinilainya masih belum begitu banyak untuk beras medium, sehingga membuat Perum Bulog kesulitan untuk OP.

"Sedangkan OP kami enggak hanya di pasar-pasar, di luar pasar, di perumahan, dengan mobile, itu kami lakukan, cuma kan itu enggak tercatat," imbuhnya.

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional tersebut juga mengatakan, OP sendiri telah dilakukannya semenjak dirinya menjabat sebagai Direktur Perum Bulog.

OP dilakukan, kata dia, bukan semata-mata pada saat harga di pasaran mulai bergejolak namun lebih dari itu, yakni melihat pergerakan harga di pasar secara nasional.

"Semenjak saya jadi Dirut Bulog saya selalu melakukan OP, karena saya mengikuti fluktuasi harga beras melalui data yang dievaluasi oleh BI (Bank Indonesia) setiap hari, nah itu seluruh Indonesia, jadi di kala ada satu daerah di Indonesia yang cenderung naik, khususnya beras medium, kita langsung intervensi," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya