Tradisi Arak-Arakan dan Berebut Gunungan 'Grebeg Maulud' di Surabaya

Mereka merayakan kemakmuran dengan mengarak berbagai gunungan dari hasil bumi tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2018, 15:02 WIB
Ribuan warga menyaksikan kirab gunungan Grebek Mulud di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, Solo, Kamis (24/12). Prosesi Grebek Mulud menjadi puncak perayaan Sekaten atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Boy Harjanto)

Liputan6.com, Surabaya - Warga di lingkungan RW 06 Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, menyuguhkan 10 gunungan berisi sayur-sayuran, buah-buahan dan jajanan dalam tardisi "Grebeg Maulud" yang digelar dalam rangka merayakan Maulud Nabi Muhammad SAW.

"Alhamdulillah, Grebeg Maulud tahun ini di Kampung Rangkah adalah penyelenggaraan yang ke-5," ujar Ketua RW 06 Keluruhan Rangkah, Tambaksari, Surabaya, Sigit Sudartono, saat dikonfirmasi di sela kegiatan, Selasa (20/11/2018).

Sigit Sudartono menyebut sebanyak 1.100 orang warganya berpartisipasi dalam Grebeg Maulud tahun ini. Mereka terbagi dalam 21 kelompok yang melakukan pawai mengelilingi kampung.

Dari 10 kelompok di antaranya masing-masing membawa gunungan, yang tersusun dari hasil bumi yang dirangkai pada kerangka berbentuk menggunung, berisi sayur-sayuran, buah-buahan dan jajanan.

Pawai Grebeg Maulud dimulai dari Jalan Rangkah Buntu II pada sekitar pukul 08.30 WIB, kemudian keluar ke Jalan Raya Kenjeran, masuk ke Jalan Tambak Segaran, hingga tembus ke Jalan Rangkah II, dan kemudian kembali ke Jalan Raya Kenjeran seperti dilansir Antara.

Mereka merayakan kemakmuran dengan mengarak berbagai gunungan dari hasil bumi tersebut.

Sudah menjadi tradisi, ketika arak-arakan kembali ke Jalan Raya Kenjeran, 10 gunungan yang sebelumnya diarak keliling kampung kemudian diperebutkan oleh warga yang menyaksikan kegiatan itu.

Bahkan warga sudah terlihat saling berebut gunungan sejak pawai masih berada di Jalan Rangkah II. Ia berharap muncul kebersamaan dan cinta Rasulullah sebagai suri tauladan bagi kita semua.

"Dalam Grebeg Maulud ini memang kita fokuskan pada gunungan yang diperebutkan. Memang ada sentuhan fisik saat rebutan berlangsung karena saling dorong dan lain sebagainya," kata Sigit Sudartono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya