5 Alasan Media Luar Minta Edy Rahmayadi Mundur dari PSSI

Performa mengecewakan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 ikut menyeret nama Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2018, 06:48 WIB
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dan Wakil Ketua Joko Driyono saat jumpa pers terkait meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirila, di Jakarta, Selasa (25/9). PSSI secara resmi menghentikan sementara waktu Liga 1 2018. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia menelan kekalahan kedua dalam lanjutan Grup B Piala AFF 2018. Skuat Garuda takluk dari sang juara bertahan Thailand dengan skor 2-4 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11/2018).

Hasil tersebut membuat peluang Timnas Indonesia untuk melaju ke semifinal semakin berat. Performa mengecewakan yang ditunjukkan Timnas Indonesia itu pada ajang Piala AFF juga ikut menyeret nama Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI.

Suporter Garuda sudah sangat kecewa dengan kepemimpinan PSSI di bawah komando Edy Rahmayadi. Bahkan, tak sedikit yang menuntut mantan Pangkostrad itu untuk segera mundur dari jabatannya tersebut.

Berikut ini lima alasan Edy Rahmayadi harus mundur dari posisi Ketua Umum PSSI seperti dilansir Fox Sports.

2 dari 6 halaman

1. Performa Buruk Timnas Indonesia

Ekspresi para pemain Timnas Indonesia, termasuk kiper Awan Setho Raharjo (baju hijau) setelah kalah 2-4 dari Thailand pada Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/11/2018). (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Edy Rahmayadi ditunjuk sebagai Ketua Umum PSSI pada 2016. Tetapi, penampilan Timnas Indonesia kemudian justru semakin merosot. Skuat Garuda mampu menembus final Piala AFF 2016, tapi setelah itu tidak ada peningkatan, dan bahkan kini tengah kesulitan.

Timnas Indonesia sudah menelan dua kekalahan dari tiga pertandingan di penyisihan Grup B Piala AFF 2018 sehingga posisinya sedang dalam bahaya. Skuat racikan Bima Sakti itu berada di peringkat keempat klasemen grup dengan hanya menyisakan satu pertandingan.

Sementara Thailand, Filipina, dan Singapura memainkan pertandingan lebih sedikit dari Timnas Indonesia. Tapi, mereka berada di posisi yang lebih baik untuk meraih salah satu tempat di semifinal. Itu jelas membuat penggemar sepak bola Indonesia sangat kecewa dan menuntut ketua PSSI untuk mundur dari posisinya.

3 dari 6 halaman

2. Kompetisi Liga 1 Tetap Bergulir Selama Piala AFF

Gelandang Persija Jakarta, Ramdani Lestaluhu, berebut bola dengan bek PS Tira, Abduh Lestaluhu, pada laga Liga 1 di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Sabtu (10/11). Kedua klub bermain imbang 0-0. (Bola.com/Yoppy Renato)

Salah satu hal yang cukup mengejutkan bagi pecinta sepak bola pada umumnya adalah tetap bergulirnya kompetisi Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak selama perhelatan Piala AFF 2018. Anehnya, pertandingan liga dimainkan di hari ketika Timnas Indonesia kalah dari Singapura pada pertandingan pembuka dan beberapa jam sebelum kick-off melawan Thailand juga.

Suporter timnas Indonesia banyak yang protes karena PSSI mengizinkan pertandingan liga untuk terus berjalan disaat tim nasional mereka berjuang di Piala AFF 2018.

4 dari 6 halaman

3. Lupa Pasang Patch di Jersey

Andik Vermansah merayakan kemenangan Timnas Indonesia atas Timor Leste 3-1, Selasa (13/11/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Setelah pertandingan liga tetap berjalan selama Piala AFF 2018, PSSI kembali menjadi sorotan karena mereka lupa memasang patch turnamen pada seragam pemain dalam pertandingan melawan Timor Leste.

Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo mengakui bahwa mereka sebenarnya sudah mendapat cukup banyak patch dari AFF, tetapi lupa memasangnya. Karena keteledoran tersebut, PSSI terancam mendapat denda sebesar Rp 73 juta.

5 dari 6 halaman

4. Kekerasan Terhadap Suporter

Ketua PSSI, Edy Rahmayadi, menyaksikan pertandingan Indonesia melawan Laos pada laga Asian Games di Stadion Patriot, Jawa Barat, Jumat (17/8/2018). Indonesia menang 3-0 atas Laos. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Awal tahun ini, sebuah video beredar di media sosial yang menunjukkan bahwa Edy Rahmayadi menampar seorang suporter karena menyalakan flare selama pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan di Stadion Teladan, Medan.

Akan tetapi, Edy Rahmayadi berkilah dan mengatakan bahwa dia hanya memperingatkan suporter agar tak menyalakan flare. "Saya ingin mencegah [denda lain] dan itu sebabnya saya mendekati suporter, saya tidak menampar siapa pun," katanya.

6 dari 6 halaman

5. Rangkap Jabatan

Ketua Umum PSSI yang juga Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (Reza Effendi/Liputan6.com)

Banyak fans yang menuntut mundur Edy Rahmayadi karena dia sekarang merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatra Utara dan Ketua Umum PSSI.

Bahkan, sekarang sudah muncul petisi online berjudul Edy Must Resign sebagai Ketua PSSI dan telah ditandatangani oleh lebih dari 59 ribu netizen karena para fans menginginkan dia fokus pada pekerjaannya sebagai gubernur.

Ketika ditanya soal rangkap jabatannya tersebut, Edy Rahmayadi mengatakan, "Apa urusan Anda menanyakan pertanyaan seperti itu? Anda tidak berhak untuk bertanya kepada saya! Saya memiliki hak untuk tidak menjawab pertanyaan Anda."

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya