Warga Borong Donat Pasangan Ini Tiap Hari, Alasannya Bikin Haru

Setiap hari, warga memborong donat pasangan ini tiap hari. Ternyata ada alasan khusus.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 09 Nov 2018, 15:03 WIB
Ilustrasi Foto Donat (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penjual donat asal Seal Beach, California, Amerika Serikat, memiliki kisah menarik selama berjualan. Pria bernama John Chan (62) itu memiliki istri yang tengah sakit-sakitan. Tapi agar kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi, ia harus terus berjualan sambil sesekali mengawasi istrinya, Stella.

Keduanya menjalan usaha toko Donat City di Pacific Coast Highway selama hampir 3 dekade terakhir. Tapi beberapa minggu terakhir, pembeli mereka menyadari kalau keduanya jarang terlihat berjualan bersama.

Setelah diusut, barulah mereka mengetahui kalau Stella mengidap penyakit aneurisma sejak akhir September. Penyakit tersebut membuat wanita itu sulit berkomunikasi dan bergerak. Meski kini Stella mulai bisa berbicara, tapi ia tetap harus menjalani pemulihan dan harus ditemani suami.

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

cara membuat donat (sumber: unsplash)

Mengetahui hal tersebut, seorang pembeli yang telah menjadi pelanggan di toko pasangan suami-istri itu mencoba mengurangi kesulitan yang dialami John. Pembeli bernama Caviola itu menggalang gerakan untuk membeli donut yang dijual oleh John lebih cepat, agar pria itu bisa tutup toko lebih awal dan memiliki waktu untuk merawat istrinya.

"Saya berpikir, kalau banyak orang membeli donatnya setiap pagi, dia (John) bisa tutup lebih awal dan pergi merawat istrinya. Mereka orang-orang yang manis dan pekerja keras," ujar Caviola pada media setempat.

Berkat gerakan kecil tersebut, semua donat yang dijual John habis tiga jam lebih cepat dari biasanya. Bahkan, terkadang John telah menutup tokonya pada pukul 10 pagi.

"Kami sangat berterima kasih pada semua orang. Istriku kini telah jauh lebih baik dan bisa berbicara. Ia juga sedang belajar cara makan lagi," pungkas John.

John dan Stella Chhans sendiri merupakan pengungsi yang datang dari Kamboja dan datang ke Amerika Serikat pada 1979. Mereka membuka toko donat 10 tahun kemudian dan dianggap berhasil memberikan pilihan makanan lezat dan terjangkau bagi komunitas di sana.

Reporter: Syifa Fauziah

Sumber: Brilio.net

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya