Ini Tantangan Pelaksanaan BBM Standar Euro4 Versi Bos Bappenas

Pemerintah akan terus berupaya merealisasikan komitmen untuk menerapkan BBM berstandar Euro 4.

oleh Merdeka.com diperbarui 30 Okt 2018, 14:15 WIB
Aktivitas pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan terdapat beberapa tantangan dalam penerapan Euro 4 di Indonesia. Hal ini dia sampaikan dalam diskusi di Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Salah satu tantangan, kata dia adalah masih minimnya kilang refinery yang berstandar Euro 4. Saat ini mayoritas kilang refinery yang ada di Indonesia masih berstandar Euro 2.

"Indonesia belum membangun kilang minyak baru selama 10 tahun terakhir. Kemampuan produksi BBM dari kilang-kilang minyak eksisting juga terus menurun. Total kapasitas kilang minyak Indonesia sebesar 1,169 juta barel per hari/MMBCD," kata dia, di Jakarta, Selasa (30/10).

"Standar kilang minyak eksisting tersebut pun mayoritas masih pada klasifikasi Euro 2. Hal ini turut mempengaruhi tantangan penyediaan bahan bakar dengan standar Euro 4," lanjut dia.

Dia menjelaskan lambatnya pembangunan kilang minyak baru di Indonesia ataupun upgrading standar kilang disebabkan karena beberapa hal, seperti tingginya biaya investasi, tingginya risiko investasi, inkonsistensi regulasi, serta kendala teknis seperti ketersediaan Iahan, perizinan daerah, masalah sosial, dan ketenagakerjaan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penyedia Bahan Bakar

Mesin pengisian ulang bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tantangan lainnya, adalah dari sisi penyediaan bahan bakar. Bambang mengatakan bahwa sudah ada penyedia bahan bakar yang memproduksi BBM dengan standar Euro 4. Sayangnya produksi masih masih terbatas.

"Penyedia bahan bakar di Indonesia yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia telah berhasil memproduksi Pertamax Turbo dengan nilai oktan 98 yang merupakan standar BBM kualitas Euro 4 pada akhir tahun 2017. Namun dikarenakan masih terbatasnya teknologi dan sumber daya, Pertamax Turbo baru diproduksi masih terbatas," ujarnya.

Bambang menambahkan pemerintah akan terus berupaya merealisasikan komitmen untuk menerapkan BBM berstandar Euro 4. Salah satunya dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P20 pada akhir tahun 2017 Ialu.

"Selama kurang lebih 21 tahun Indonesia masih menggunakan standar Euro 2. Padahal sejumlah negara di Asia, seperti India, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand sudah menggunakan standar Euro 4," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya