UGM: Ancaman Drop Out Bagi Mahasiswa Gelar Seminar Sudirman Said Tak Benar

Menurut Eddy, UGM merupakan lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi kebebasan dan etika akademik

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2018, 10:23 WIB
Dua dosen UGM dinonaktifkan dari jabatan struktural karena terindikasi menolak Pancasila sebagai ideologi negara.

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM) Eddy OS Hiariej menganggap kabar mengenai adanya ancaman drop out (DO) terhadap mahasiswa di Fakultas Peternakan yang menggelar seminar kebangsaan dengan pembicara 2 eks menteri, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan sebagai bentuk kebohongan.

"Tidaklah mungkin UGM sebagai institusi berintegritas yang reputasinya telah mendunia melakukan intimidasi akademik," kata Eddy Hiariej dalam keterangan yang diterima, di Jakarta, Minggu (14/10/2018).

Dia juga menjelaskan bahwa dirinya telah mengkonfirmasi kejadian pembatalan seminar kepada Dekan Fakultas Peternakan Prof Dr Ir Ali Agus DEA.

"Peternakan sangat tepat dalam menjaga kenetralan UGM sebagai institusi akademik," kata Guru Besar UGM ini pula.

Menurut dia, UGM merupakan lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi kebebasan dan etika akademik.

"Kampus adalah institusi independen yang nonpartisan, namun tidak tabu berbicara politik," kata Eddy seperti dilansir dari Antara. 

 

2 dari 2 halaman

Sikap UGM Netral

Universitas Gajah Mada (UGM). (Liputan6.com/Switzy)

Dalam konteks kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Umum Legislatif 2019, Eddy Hieriej menyatakan, UGM sebagai institusi pendidikan sejak Pemilu 1999 telah menunjukkan kenetralannya.

Ketika Prof Ichlasul Amal Rektor 1998-2002, justru mengadakan Dialog Nasional untuk mengundang semua parpol menyampaikan visi-misi. Demikian pula dalam Pilpres 2004, Prof Sofian Effendi sebagai Rektor mengizinkan debat calon presiden secara berimbang," ungkap dia.

Dia mengatakan kalau memang ingin menggalang dukungan dari kalangan kampus hendaklah menggunakan cara-cara yang beradab dan beretika secara jujur dan terbuka untuk mengadakan suatu debat publik secara berimbang dengan menhadirkan juga pasangan calon lainnya, sehingga visi-misi sari para kandidat dapat dinilai secara ilmiah.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya