Wiranto: 1.648 Korban Tewas Gempa Palu dan Donggala Sudah Dimakamkan 

Wiranto mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera memakamkan korban tewas yang sudah diidentifikasi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Okt 2018, 21:43 WIB
Pandangan udara Perumnas Balaroa yang rusak dan ambles akibat gempa bumi Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Berdasarkan data Lapan, dari 5.146 bangunan rusak sebanyak 1.045 di antaranya Perumnas Balaroa yang ambles. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut saat ini 1.648 korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, sudah dimakamkan.

Untuk yang jenazahnya baru ditemukan, akan dimakamkan kemudian.

"Jadi ada 1.648 yang meninggal, hilang 683 dan tertimbun 152. Yang meninggal sudah dimakamkan. Saya katakan semuanya. Yang tertimbun setelah digali kan ketemu, berarti perlu diidentifikasi dulu lalu ditanam (dikubur)," jelas Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Wiranto mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera memakamkan korban tewas yang sudah diidentifikasi. Sebab, bila belarut-larut, dikhawatirkan menimbulkan penyakit bagi warga yang masih hidup.

"Kita perintahkan jasad jangan disimpan lagi karena bisa timbulkan penyakit. Harus ditanam setelah diidentifikasi," kata Wiranto.

2 dari 2 halaman

Evakuasi Terus Dilakukan

Saat ini, kata Wiranto, proses pencarian dan evakuasi korban bencana Sulteng masih terus dilakukan. Dia mengatakan pemerintah telah diskusi dengan pemuka agama, keluarga korban, dan masyarakat untuk memutuskan kapan waktu pencarian dihentikan.

"Jenazah yang masih tertanam dan belum ditemukan ini telah dilakukan koordinasi Pemda, pemuka agama, masyarakat, kapan pencarian itu dihentikan," ucap Wiranto.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya