Survei Polmark: Politik Uang Masih Marak, tapi Tak Efektif Ubah Pilihan Masyarakat

Laporan ini merupakan hasil olahan data dari 142 survei PolMark Research Center di tingkat sejumlah tingkat.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 18 Sep 2018, 14:33 WIB
Lembaga riset PolMark Indonesia merilis hasil laporan. (Liputan6.com/ Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset PolMark Indonesia merilis hasil laporan bahwa saat ini politik uang tidak lagi mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap pemimpinnya. Menurut mereka, hal itu karena pemilih Indonesia sudah semakin mandiri.

"Jadi, kalau pertanyaan (politik uang) marak atau tidak, (jawabannya) relatif marak. Apakah (politik uang) efektif atau tidak, (jawabannya) cenderung tidak efektif," ujar CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah di Jakarta Selatan, Selasa (18/9/2018).

Laporan ini merupakan hasil olahan data dari 142 survei PolMark Research Center di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota dalam rentang waktu 6 Februari 2012 sampai dengan 11 Juni 2018.

Metode pengambilan sampel untuk masing-masing survei tersebut adalah multistages random sampling. Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah responden atau calon pemilih yang pandangannya tercakup dalam laporan ini adalah 123.330 orang.

 

2 dari 2 halaman

Tetap Akan Terjadi

Konsultan politik Eep Saefulloh menyambangi Balai Kota DKI Jakarta (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Eep tidak memungkiri bahwa penerimaan uang tetap terjadi kepada pemilih Indonesia. Namun, lanjut dia, dampak secara elektoral terhadap pilihan mereka sangat rendah.

"Indikasinya adalah semakin banyak pemilih yang ketika ditanyakan siapakah pihak yang paling berpengaruh dalam membentuk pilihan mereka dan jawaban yang besar itu datang dari diri sendiri. Jadi, bertumpu pada diri sendiri," jelas Eep.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya