Penyebab Awal Misteri Kematian Mendadak Jutaan Ikan di Danau Toba

Akibat kematian mendadak ikan siap panen di Danau Toba itu, nelayan merugi hingga Rp 6 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2018, 21:01 WIB
Keluarga dan warga berdoa untuk penumpang yang hilang dari kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba di Pelabuhan Tigaras, Sumut, Indonesia (21/6). Kapal kayu ini memiliki kemampuan mengangkut 43-80 diduga kelebihan penumpang. (AFP Photo/Ivan Damanik)

Liputan6.com, Medan - Tim Perikanan dan Kelautan memprediksi awal penyebab kematian sekitar 180 - 200 ton ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, akibat kualitas air yang buruk.

"Tim Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut, Samosir, dan Karantina Pusat dari Kemenerian Perikanan dan Kelautan masih terus mendalami penyebab kematian ikan secara mendadak itu," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut Mulyadi Simatupang di Medan, Jumat, 24 Agustus 2018, dilansir Antara.

Menurut dia, tim masih terus mencari tahu penyebab kematian ikan dalam KJA itu meski hasil sementara ditemukan dampak kualitas air yang buruk. Untuk memastikannya, tim sudah mengambil contoh air dari KJA di Danau Toba untuk diperiksa di laboratorium.

Mulyadi menjelaskan, berdasarkan pengamatan visual di lapangan atau daerah Pangururan, warna air terlihat kecoklatan dan keruh. Kualitas air yang buruk itu antara lain disebabkan saat ini sedang memasuki puncak musim kemarau disertai angin yang kencang.

Kondisi ini, ujar Mulyadi, membuat bahan organik didasar perairan khususnya di sekitar KJA naik ke atas perairan (up-welling) sehingga kandungan oksigen di perairan tersebut sangat rendah.

"Kualitas air yang buruk juga dipicu letak KJA yang belum mengikuti cara budidaya ikan yang baik (CBIB) seperti kedalaman perairan, padat tebar, dan jarak antar-unit KJA," katanya.

Mulyadi menyebut kematian jutaan ikan siap panen itu menimbulkan kerugian Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar. Adapun jumlah peternak yang merugi sebanyak 18 orang.

"Kematian ikan mas dan nila sekitar 180 ton di KJA Desa Pintu Sona, Pangururan, Kabupaten Samosir, 22 Agustus itu menjadi pelajaran buat semua," katanya.

Dari hasil pemeriksaan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Samosir, kadar oksigen dalam air (Diasolved Oxygen atau DO) Danau Toba berkisar 2,28 mg/L. Kondisi itu jauh di bawah standar mutu air yang ditetapkan pemerintah berdasarkan PP 82/2001 yakni minimal 6,0 mg/L.

"Selain terus mencari tahu penyebab kematian, tim juga sedang mengatasi dampak kejadian itu yang menimbulkan aroma busuk" katanya.

Bersama masyarakat, tim terus mengangkat bangkai-bangkai ikan dari Danau Toba.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya