Gempa Lombok, Begini Langkah Kementerian PUPR Perbaiki Fasilitas yang Rusak

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, penanggulangan dampak gempa di Lombok masih dalam tahapan darurat.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Agu 2018, 22:00 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono berbincang saat meninjau renovasi stadion di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (10/5). Basuki meninjau langsung kesiapan berbagai fasilitas dan prasarana untuk Asian Games 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, penanggulangan dampak gempa Lombok sekarang ini masih dalam tahapan darurat.

Dalam rangka tanggap darurat ini, Basuki diminta oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyelesaikan rumah-rumah yang hancur.

Ia menyebutkan, ada sekitar 22.721 rumah yang rusak, sementara ini ringan 12.778, sedang 723, dan berat 9.220.

"Kalau berat ini berarti sudah ambrol semua, kalau ringan masih berani orang tinggal, tapi sedang mungkin juga sudah enggak berani tinggal di dalam rumah," kata Basuki seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (11/8/2018)

Oleh karena itu, lanjut Basuki, tanggap darurat ini masih agak lama. Bahkan Gubernur NTB meminta disediakan tenda yang tahan lama, sekitar 6-7 bulan. "Ini nanti sudah didatangkan oleh Bapak Panglima TNI tenda-tenda dari BNPB melalui udara," ujar dia.

Tugas lainnya dari pemerintah kepada Kementerian PUPR adalah menyediakan air. Menurut Basuki Hadimuljono bersyukur karena di sana ada sumber-sumber air besar. Ia menunjuk contoh di Lombok Utara khususnya itu ada 12 sumur bor yang sekarang, sudah diaktifkan semua.

"Kami sudah mendatangkan sekitar  13 mobil tangki air yang bisa mendistribusikan kepada pengungsi. Kalau kamp-kamp pengungsinya itu ada sekitar 100 lebih tempat. Sekitar 250 ribuan pengungsi yang sekarang ada ini di 100 pengungsian lebih," terang Basuki.

Yang masih belum, lanjut Basuki, adalah MCK-nya, sanitasinya walaupun pemerintah sudah berusaha mendatangkan.

"Jadi hidran umum sudaha kita datangkan cukup. Yang MCK ini baru sekitar 50-an. Tapi butuh kira-kira kalau 100 pengungsian kalau satu pengungsian butuh 5 berarti  butuh 500. Nah ini sedang akan kita kirim dari Surabaya dan dari Jakarta," kata Basuki.

Kemudian untuk yang rekonstruksi, utamanya untuk rumah, menurut Basuki, karena sudah punya pengalaman di Aceh maupun di Yogya dengan sistem swakelola dikerjakan oleh masyarakat yang namanya REKOMPAK.

"Jadi masyarakat tidak menonton. Diberi bantuan tapi dia harus kerja sendiri, kita teknisnya kita guide betul. Karena mohon maaf, konstruksi di sana masih sangat sederhana, yang tidak tahan gempa," kata Basuki.

Menurut Basuki Hadimuljono, bantuan yang diputuskan, yang berat dibantu dengan Rp 50 juta, yang ringan dibantu dengan Rp 10 juta, dan sedang Rp 25 juta.

"Ini bantuan. Sehingga kita, saya sudah bicara dengan Pemerintah Kabupaten, yang menerima bantuan khususnya yang berat ingin membangun lagi untuk membangun kembali harus ikut dengan konstruksi tahan gempa yang akan di-guide Kementerian PUPR," tegas Basuki.

 

2 dari 2 halaman

Fasilitas Publik

Bendungan Batujai, NTB menjadi salah satu rangkaian kunjungan dalam acara ‘Seminar Bendungan Besar 2018’ di Mataram, NTB, Sabtu (26/5/2018).

Dalam kesempatan itu, Basuki Hadimuljono menambahkan, semua infrastrukturnya, bendungan yang ada di Lombok sudah dicek semua aman.

Ada 12 jembatan yang ada retak-retak sedikit, lanjut Basuki, tapi secara struktural aman, dan sekarang sudah mulai diperbaiki, dan masih bisa dilalui dengan aman, yang lainnya air PDAM masih bisa berjalan semua.

"Jadi secara infrastruktur ke PU-an masih bisa dikatakan aman tidak ada kerusakan yang berarti," kata Basuki.

Untuk fasilitas publik, ini yang akan segera dilakukan adalah perbaikan sekolah karena sudah dibatasi 24 Agustus harus sudah berfungsi lagi.

"Puskesmas, sekolah-sekolah akan kita segera kerjakan untuk bisa berfungsi kembali. Nanti langsung dikerjakan oleh Kementerian PUPR, anggarannya pasti dari BNPB," terang Basuki.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya