Moeldoko: Mafia Pangan Rugikan Petani

HKTI berkomunikasi dengan Bulog untuk mengembangkan dan menjamin atas ketersediaan pangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2018, 16:29 WIB
Ketua Umum HKTI Moeldoko (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mendorong penanganan mafia pangan secara tegas termasuk kartel pangan. Tindakan tegas secara hukum akan diberikan kepada mafia maupun pelaku kartel pangan.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko menanggapi positif upaya yang tengah dilakukan Pemerintah itu.

"(Mafia pangan) Pasti merugikan petani. Menurut saya orang-orang seperti itu harus diberi pelajaran," ujar dia saat ditemui, di JCC, Jakarta, Sabtu (30/6/2018).

HKTI akan senantiasa mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah agar praktik mafia pangan ini dapat diatasi.

"Langkah-langkah kepolisian sudah bagus. Dengan adanya satgas pangan. Berikut mengenali siapa pelaku utamanya, dia punya gudang di mana? Sudah ketahuan," ujar dia.

"Kita kolaborasi, selalu komunikasi dengan Bulog untuk pengembangan dan jaminan atas ketersediaan pangan," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Dorong Inovasi Pertanian

Ketua Umum HKTI Moeldoko (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Selain itu, HKTI terus mendorong inovasi serta penggunaan teknologi di sektor pertanian. Pihaknya bahkan sudah menjalin kerja sama dengan beberapa negara yang dianggap lebih mumpuni dalam hal perkembangan teknologi perangkat. Meskipun begitu dia tak menyebut negara yang dimaksud.

"Kami HKTI telah bangun komunikasi dan akan MoU dengan negara-negara yang memiliki high technology di bidang pertanian," tutur dia.

Diharapkan dengan kerja sama tersebut petani Indonesia bakal makin mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya.

"Agar terjadi transformasi teknologi, transformasi culture, knowledge dan seterusnya. Kita harap petani kita makin mandiri. Mandiri yang di perkuat oleh teknologi teknologi yang sudah membudaya dalam dirinya," ujar dia

"Dia akan tinggalkan cara tradisional yang pada akhirnya produk yang dihasilkan makin baik," tambah dia.

Dia mengatakan meningkatkan produktivitas petani, pihaknya telah melakukan berbagai program seperti pembagian bibit dan pupuk. Namun, program itu dapat sungguh berdampak besar dengan penguasaan teknologi.

"Saya punya benih 70 hari hasilnya mendekati 8 ton. Saya punya jenis bibit padi yang hasilnya 9 ton. Saya sekarang sedang mengembangkan bibit kentang dari 15 ton rata-rata menjadi 30 ton. Hampir yang kami kembangkan itu 2 kali lipat itu karena teknologi," ujar dia.

"Percuma ada barang bagus tetapi tidak bisa mengolah. Karena itu kita siapkan barang bagus, benih dan pupuk setelah itu kami dampingi dengan baik setelah itu hasilnya kita coba untuk bantu cari pembelinya," tambah dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya