Darah Menstruasi Lebih Bau dari Darah Biasa, Kenapa Ya?

Aroma darah menstruasi berbeda dari darah biasa. Normalkah? Simak jawabannya di sini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Jun 2018, 15:30 WIB
Ilustrasi darah menstruasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Setiap kali menstruasi, sebagian wanita merasa aroma yang dihasilkan berbeda dengan darah biasa. Hal tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa aromanya darah menstruasi berbeda dari darah biasa.

Menurut asisten profesor Departement of Obstetrics and Gynecologisty daru NYU Langone Joan H Tisch, Taraneh Shirazian, saat wanita menstruasi bukan hanya darah yang keluar. Ada juga bakteri, cairan vagina dan jaringan yang meluruh.

"Itu sebabnya saat menstruasi aromanya tidak seperti darah yang keluar dari bagian tubuh lain," kata Shirazian mengutip Refinery 29 dikutip Kamis (7/6/2018).

Jadi wanita tak perlu khawatir dengan aroma darah yang keluar saat menstruasi. Pastikan, rutin mengganti pembalut setiap 3-4 jam, lalu membersihkan area tersebut dengan air bersih.

Penting diingat untuk tidak melakukan douching atau mencuci vagina menggunakan sabun. Douching malah membuat baktri baik di vagina mati. Akibatnya, aroma dari organ intim wanita makin buruk.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

Waspada bila aroma darah menstruasi amis

Ilustrasi menstruasi (iStockphoto)

Jika Anda mendapati aroma darah menstruasi amis yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, perlu waspada. Aroma darah menstruasi yang amis bisa jadi karena pertumbuhan bakteri yang berlebihan selama menstruasi.

"Saat menstruasi, vagina jadi lebih lembap hal ini membuat tumbuhnya bakteri pada vagina seperti bacterial vaginosis yang memiliki aroma amis amat kuat," kata Shirazian.

Bacterial vaginosis hadir karena kondisi vagina sedang tidak seimbang. Biasanya bisa sembuh sendiri atau bisa diatasi dengan antibiotik.

Shirazian juga mengingatkan bila saat menstruasi darah yang keluar amat amis dan gatal serta aroma tersebut tetap ada saat tidak menstruasi sebaiknya konsultasi ke dokter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya