Ini Isi Pertemuan Anwar Ibrahim dengan Ketua PBNU Said Aqil

Dalam pertemuan tersebut, Anwar Ibrahim dan Ketua PBNU Said Aqil menyamakan persepsi tentang Islam yang damai, rahmat, antiradikalisme, dan antiterorisme.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2018, 13:54 WIB
Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie bersalaman dengan mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim di kediamannya di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Minggu (20/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla dan BJ Habibie, Minggu malam, 20 Mei 2018, Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat Malaysia Anwar Ibrahim menyambangi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj, di Kantor PBNU, Jakarta.

"Kita memperkuat hubungan antara Malaysia dan NU, terutama menyamakan persepsi Islam yang damai, yang rahmat, antiradikalisme, antiterorisme, yaitu yang kita kenal dengan Islam nusantara," ujar Said, seperti dilansir Antara.

Said menuturkan, saat berbincang dengan Anwar Ibrahim, tokoh reformasi Malaysia itu menyesalkan terjadinya aksi bom oleh sekelompok teroris di Surabaya, pada akhir pekan lalu.

"Apalagi masyarakat Indonesia sudah terkenal ramah, santun, kok tiba-tiba radikal. Itu hal yang sangat mengagetkan. Oleh karena itu, kita angkat Islam nusantara untuk 'meng-counter' (mengatasi) Islam radikal. Karena ini mencoreng dan mengotori Islam. Nabi Muhammad tidak pernah menoleransi kekerasan," kata Said.

Sementara itu, Anwar Ibrahim mengatakan, pihaknya akan mengundang Said Aqil mewakili PBNU untuk menyamakan persepsi tentang Islam yang benar. Itu karena di Malaysia juga ada benih-benih radikalisme, kendati tidak separah di Indonesia.

"Malam ini kita fokus pada permasalahan umat Islam tentang keperluan menyederhanakan pemahaman. Bukan berarti meremehkan soal syariat atau hukum, karena Islam itu rahmatan lil alamin. Saya yakin dengan pemerintahan baru Malaysia akan bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi tantangan baru. Dunia lebih menyoroti Indonesia karena Indonesia Islamnya mayoritas dan budayanya banyak," kata Anwar Ibrahim.

2 dari 2 halaman

Anwar Ibrahim Bertemu BJ Habibie

Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie berpelukan dengan mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim di kediamannya di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Minggu (20/5). Anwar tiba pukul 13.05 WIB di kediaman Habibie. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anwar Ibrahim yang belum sepekan bebas dari penjara, memenuhi undangan Presiden RI 1998-1999, BJ Habibie, sebagai teman dekat untuk merayakan ulang tahun ke-20 Reformasi Indonesia dan mengenang almarhumah Ainun Habibie.

"Pak Habibie telepon, ngundang saya memperingati 20 tahun reformasi Indonesia dan kenangan Ainun (mendiang istri Habibie)," kata Anwar Ibrahim saat jumpa pers di lokasi.

Anwar berpandangan, reformasi merupakan prinsip yang dikedepankannya. Dia juga mengikuti cikal bakal reformasi sejak beralihnya pemerintahan Soeharto ke Habibie.

"Pada saat itu, Presiden Soeharto pun kenal dengan baik, dan saya sering mengunjungi Beliau dan memahami. Tapi dari segi dekat itu, dengan Habibie pastinya. Selepas itu bergulir, saya dipecat. Kemudian slogan pertama saya adalah reformasi," tuturnya.

Sementara, Habibie memaknai 20 tahun reformasi Indonesia sebagai dasar perjuangan rakyat, sehingga melahirkan konstitusi. Habibie juga mendorong Pancasila sebagai nilai utama untuk mengedepankan reformasi.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya