Kesepakatan Gerindra dan PKS soal Pilpres 2019 Mendekati Final

PKS dan Gerindra mengadakan pertemuan membahas koalisi pada Kamis malam.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2018, 12:04 WIB
Suasana pengusungan cagub dan cawagub lima provinsi pada Pilkada 2018 di DPP PKS, Rabu (27/12). Partai Gerindra, PKS dan PAN sepakat berkoalisi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wasekjen Gerindra Andre Rosiade menyebut kesepakatan antara partainya dan PKS di Pemilihan Presiden 2019 sudah hampir terealisasi. 

Partai Gerindra dan PKS melakukan pertemuan antara dua Sekretaris Jenderal, Ahmad Muzani dan Mustafa Kamal di restoran Meradelima, Jakarta Selatan, Kamis (20 April). Pertemuan tersebut bertujuan untuk mematangkan koalisi.

Andre mengatakan pertemuan tersebut membuat hubungan Gerindra dan PKS semakin solid. "Dengan PKS on the track, Insya Allah mendekati final," ujarnya, Jumat (20/4/2018).

Ia menuturkan pertemuan tersebut bertujuan merampungkan kerangka kerja sama antara dua partai. Sementara untuk posisi cawapres akan dibahas belakangan antara Prabowo dengan pimpinan Partai.

"Kalau cawapres nanti Pak Prabowo yang akan bicarakan dengan pimpinan Koalisi. Tim lakukan finalisasi kerangka kerja sama," ucapnya.

Andre tak memastikan apakah dalam pertemuan semalam ada pembahasan terkait cawapres yang diajukan kepada Prabowo. "Intinya semakin mendekati final. Cawapres itu wewenangnya Pak Prabowo," kata dia.

2 dari 2 halaman

Pertimbangkan Tarik Diri

Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat mendengarkan Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers di Kantor PKS, Jakarta, Minggu (24/12). Gerindra, PAN, dan PKS, sepakat untuk berkoalisi di Pilkada Serentak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan partainya mempertimbangkan berpisah dengan Partai Gerindra. Langkah itu akan diambil bila 9 nama yang ditawarkan PKS tidak dipilih menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Mardani mengakui peluang kadernya dipilih menjadi cawapres atau tidak oleh Prabowo cukup berimbang.

"Ya semua kondisi akan dihitung dikaji kalau ternyata kajiannya positif lanjut, kalau ternyata negatif belum tentu lanjut," kata Mardani di Resto D’Consulate Lounge, Menteng, Jakarta, Kamis (19 April 2018).

Sementara itu, beredar rumor PKS dan Gerindra telah membuat surat perjanjian soal komposisi capres-cawapres di Pemilu Serentak 2019. Kabarnya, salah satu isi perjanjian itu adalah PKS meminta posisi cawapres kepada Gerindra.

Mardani mengklaim tidak mengetahui adanya surat tersebut. Sebab, PKS tidak memaksa Prabowo harus memilih satu dari sembilan nama kader menjadi cawapresnya.

Yang jelas, dia menegaskan PKS menginginkan kadernya maju sebagai cawapres.

"Tentu tidak ada paksa memaksa, saling harmonis saling membutuhkan. Hubungan komunikasi pak Prabowo dengan Pak Sohibul (Presiden PKS) hampir tiap hari," tegasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya